Jakarta, FORTUNE - Kepala Eksekutif Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hasan Fawzi menyampaikan bahwa masih terdapat gap antara inklusi keuangan dan literasi keuangan digital di Indonesia. Bahkan, Hasan menyatakan, dam kurun waktu 3 tahun sejak 2019 hingga 2022, kenaikan literasi keuangan digital masyarakat Indonesia hanya 5 persen.
"Masyarakat harus dapat memahami karakteristik produk keuangan digital, yang mencakup manfaat, risiko, biaya, hak dan kewajiban konsumen, serta memastikan legalitas pihak penyedia layanan keuangan adalah hal penting sebelum menggunakan layanan keuangan digital,” kata Hasan melaui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (16/10).
Sebelumnya, Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) sempat mentatat angka literasi keuangan digital masyarakat Indonesia baru mencapai 25 persen pada tahun 2022. Sementara itu, OJK juga mencatat tingkat literasi digital masyarakat Indonesia tahun 2022 berada di angka 41 persen.
Dengan demikian, OJK meliha masih terdapat ruang pertumbuhan bagi masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan literasinya terutama untuk produk-produk keuangan berbasis digital yang sedang marak di Indonesia.
Terdapat 105 penyelenggara ITSK
Di sisi lain, pasca diterbitkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK), OJK memiliki mandat dalam mengatur dan mengawasi Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital termasuk Aset Kripto.
Hasan mengungkapkan, saat ini terdapat 105 penyelenggara ITSK yang terbagi dalam 15 klaster model bisnis.
“Perkembangan teknologi semakin mendorong peningkatan inovasi di sektor keuangan di Indonesia, di mana hal ini membutuhkan respons kebijakan yang tepat dan didukung oleh literasi masyarakat yang baik," kata Hasan.
Gelar program edukasi ke 424 mahasiswa
Untuk itu, dalam upaya meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia OJK menyelenggarakan program edukasi. Program ini khususnya diperuntukan kepada mahasiswa sebagai generasi digital native yang memiliki keunggulan dalam memahami dan mengadopsi teknologi baru,
Program ini juga dalam rangka kegiatan Hari Ulang Tahun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke-12, OJK menyelenggarakan kegiatan OJK Mengajar dengan tema “Sosialisasi Digital Financial Literacy“ di Universitas Islam Bandung (Unisba), Jumat (13/10).
Ini menjadi tantangan dalam pembenahan kurikulum terkait digital financial literacy di setiap program studi. Kegiatan ini dapat menjadi peluang yang bisa dikembangkan dalam perkembangan kurikulum dan kajian-kajian ilmiah," kata Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Edi Setiadi.
Program ini dihadiri oleh 424 Mahasiswa (baik offline maupun online) yang terdiri dari Mahasiswa Unisba, Mahasiswa Program Pertukaran Merdeka se-Indonesia dan Mahasiswa dari Universitas lainnya di Bandung yang hadir secara fisik dan virtual.
Selain pemaparan materi, para peserta juga diberikan edukasi mengenai aplikasi Smart Digital Indonesia, yang merupakan inisiatif OJK dalam rangka meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat, khususnya generasi muda, melalui bauran deliverables yaitu e-Book, video, dan game interaktif, dengan harapan Smart Digital Indonesia dapat memperluas pengetahuan peserta,