Jakarta, FORTUNE - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) terus berupaya memacu portofolio Kredit Hijau untuk kategori kegiatan usaha berkelanjutan (KKUB). Hal ini sejalan dengan upaya perusahaan mendukung transisi ke energi terbarukan dan penyeimbangan karbon emisi melalui kepemilikan karbon kredit.
Direktur Syariah dan Sustainability Finance Danamon, Herry Hykmanto menyatakan, pihaknya membidik target porsi kredit hijau mencapai 25 persen dari seluruh penyaluran kredit di akhir 2024.
“Target kredit hijau kita pacu bisa jadi 24 persen tahun ini. Tapi kalau bisa lebih dari itu, tapi kita akan coba tapi minimum kita bisa 24 hingga 25 persen,” kata Herry saat menghadiri konferensi pers di Kantor MUFG Jakarta, Selasa (3/9).
Porsi kredit hijau Danamon sudah 22%
Herry menjelaskan, sepanjang tahun 2023 porsi kredit hijau miliknya telah mencapai 22 persen dengan nilai mencapai Rp31,3 triliun atau masih tumbuh 24 persen secara year on year (yoy).
Sebelumnya, Herry juga sempat menjelaskan bahwa dilihat lebih rinci, senilai Rp 23 triliun telah disalurkan ke segmen Small Medium Enterprise (SME) atau UMKM. Sementara sisanya sebanyak Rp 8,3 triliun disalurkan ke sektor renewable energy dan blue energi. Herry menambahkan, ke depannya pihaknya membidik sejumlah segmen dalam penyaluran kredit hijau.
“Sebagian besar portofolio kita ada di beberapa bidang, yang pertama itu cukup besar itu saya pikir cukup banyak terkait blue energy, selain itu kita juga banyak di sosial loan, dan tentu renewable energy biodiesel. Dan yang paling penting itu SME atau UMKM,” kata Herry.
Total kredit Danamon tumbuh 14%
Di sisi lain, Danamon berhasil mencapai pertumbuhan tahunan double digit untuk total kredit. Tercatat, total kredit termasuk trade finance meningkat sebesar 14 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp183,9 triliun.
Pertumbuhan kredit juga diiringi dengan kualitas aset yang terus terjaga. Hal ini tercermin dari rasio cakupan Non-Performing Loan (NPL) yang meningkat menjadi 263,2 persen dari 259,9 persen pada tahun lalu dan rasio Gross NPL membaik 10 bps (yoy) menjadi 2,2 persen.