Danamon Resmi Akuisisi Bisnis Ritel Standard Chartered di RI

Ini fokus bisnis Standard Chartered ke depan di RI.

Danamon Resmi Akuisisi Bisnis Ritel Standard Chartered di RI
Standard Chartered. Shutterstock/MOZCO Mateusz Szymanski
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) resmi mengakuisisi bisnis ritel dari Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI). Cakupan bisnis tersebut terdiri dari migrasi portofolio konvensional Kartu Kredit, Personal Loan (CCPL), Mortgage, hingga Auto Loan.

Aksi jual beli tersebut telah rampung pada tanggal 9 Desember 2023, setelah sebelumnya saat pertama kali diumumkan penjualannya pada bulan April 2023 lalu. Dengan demikian, nantinya nasabah dari SCBI akan beralih ke Danamon.

“Kami mengumumkan proses migrasi telah selesai sesuai rencana. Hal ini tentunya dapat tercapai berkat kerja sama yang erat dengan pihak SCBI dan dukungan Regulator terkait. Atas nama Danamon, saya ucapkan selamat datang ke dalam ekosistem Danamon kepada para nasabah baru,” kata Wakil Presiden Direktur Danamon, Hafid Hadeli melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (11/12).

Ini fokus bisnis Standard Chartered ke depan di RI

World of Wealth (WOW) yang ke-19 yang diselenggarakan oleh Standard Chartered Indonesia/Dok Standchart

Pengalihan ini merupakan bagian dari pembaruan strategi Standard Chartered Group yang dimulai pada tahun 2021. Dengan demikian, fokus bisnis Standard Chartered ke depannya meningkatkan penawarannya melalui layanan  Wealth Management dan Deposito yang inovatif kepada nasabah Priority Banking, mempercepat  agenda digitalisasi untuk melayani nasabah Mass Retail, dan terus mengembangkan bisnis  Corporate, Commercial and Institutional Banking di Indonesia.

“Melalui penjualan sejumlah portofolio ritel kami ke Danamon, Standard Chartered memposisikan diri secara strategis untuk meningkatkan fokus kami pada bisnis ritel kami yang tersisa serta bisnis corporate banking kami yang kuat, guna memberikan peningkatan layanan dan nilai lebih kepada nasabah dan klien kami,” kata Cluster Chief Executive Officer, Indonesia and ASEAN Markets Standard Chartered, Andrew Chia.

Ia juga menegaskan, pengalihan ini tidak akan berdampak bagi para nasabah Priority Banking, Wealth Management, Deposito, Kartu Debit, Digital Loan Partnership, dan Nexus Standard Chartered serta bisnis  Corporate, Commercial and Institutional Banking (CCIB) Standard Chartered.

Standard Chartered akan terus memanfaatkan kekuatan jaringan internasionalnya untuk memperoleh dan melayani para klien di Indonesia dan di seluruh dunia. Standard Chartered berharap dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan memainkan peran penting sebagai mitra pemerintah  Indonesia dalam mendorong agenda digital dan keberlanjutan Indonesia.

Ia menjelaskan, bisnis consumer, private, and Business Banking (CPBB) Standard Chartered, telah menunjukkan kinerja yang kuat tahun ini, yang didukung oleh bisnis Wealth Management dan Digital Partnership.

Standard Chartered awal tahun ini juga telah membuka Priority Private Lounge baru dengan konsep sky-branch di lantai 23 kantor kami di Jakarta di World Trade Center 2, khusus untuk klien Priority Private. Selain itu, Standard Chartered terus meraih status “terbaik di kelas” melalui survei Net Promoter Score (NPS) di antara nasabah ritel tahun ini.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil