Jakarta, FORTUNE - Sejumlah bank telah melaporkan hasil kinerja dan pencapaian di sembilan bulan pertama tahun 2022, tak terkecuali bagi bank digital.
Tercatat, empat bank digital telah merilis rapor kinerjanya ke publik. Antara lain Bank Jago, Bank Neo Commerce, Allo Bank hingga Bank Aladin Syariah.
Sejumlah bank tersebut telah mencatatkan kinerja positif untuk kredit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga aset. Lantas, masihkah ada bank digital yang merugi?
Bank Jago catatkan laba Rp41 miliar
Bank Jago berhasil mencatatkan kinerja positif di kuartal III-2022 dengan perolehan laba bersih tahun berjalan Rp41 miliar. Bank digital besutan Jerry Ng ini bahkan mampu membalikan keadaan dari posisi yang sama tahun 2021 yang sempat rugi Rp32,6 miliar.
Laba tersebut juga ditopang oleh pendapatan bunga dan pendapatan syariah yang didorong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tumbuh 119 persen secara year on year (yoy), menjadi Rp8,16 triliun. Naik bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,73 triliun.
"Pertumbuhan penyaluran kredit dan pembiayaan syariah yang tinggi ditopang oleh kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti fintech lending, multifinance, dan institusi keuangan lainnya dalam kerjasama pembiayaan (partnership lending)," kata Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Senin (31/10).
Kharim mengatakan, pola partnership lending membuat Bank Jago ekspansif dalam menyalurkan kredit dengan menjaga pengelolaan risiko yang lebih terkendali. Ini terlihat pada rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bruto yang berada di level 2,1 persen, atau berada di bawah rata-rata industri perbankan.
Sementara itu, hingga akhir September 2022, Bank Jago mampu menghimpun DPK senilai Rp7,28 triliun atau tumbuh 186 persen (yoy). Jika diperinci, dana murah yang mencakup giro dan tabungan mencapai Rp5,14 triliun, melesat 422 persen secara tahunan.
Dengan demikian, secara keseluruhan aset Bank Jago telah mencapai Rp15,82 triliun di 30 September 2022, atau tumbuh 44,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
BNC masih catatkan rugi tahun berjalan Rp601,2 miliar
Sementara itu, Bank Neo Commerce (BNC) pada periode kuartal III 2022 berhasil membukukan laba senilai Rp10,1 miliar. Namun demikian, BNC masih mencatatkan rugi bersih tahun berjalan Rp601,2 miliar per September 2022.
Raihan laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang mencapai Rp1,08 triliun hingga September 2022. Nilai tersebut naik signifikan 350,7 persen secara year on year (yoy) bila dibandingkan dengan posisi September tahun 2021 yang hanya Rp241,8 miliar.
Pendorong laba lainnya ialah fee based income BNC pada kuartal III 2022 yang naik signifikan sebesar 342,03 persen menjadi Rp254,14 miliar dibandingkan kuartal III 2021 yang hanya sebesar Rp57,49 miliar. Kondisi tersebut dibarengi oleh Rasio Beban Operasional yang turun sebesar 17 persen menjadi 130,9 persen di September 2022.
Sedangkan dari sisi penyaluran kredit, di kuartal III 2022 BNC mencatatkan penyaluran kredit senilai Rp8,9 triliun, naik 131,7 persen (yoy).
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mampu tumbuh sebesar 88,9 persen di September 2022 menjadi Rp12,6 triliun. Naik dibandingkan Rp6,67 triliun di posisi September 2021.
Dengan seluruh pencapaian positif tersebut, BNC juga mampu mencatatkan total aset senilai Rp15,9 triliun pada September 2022, naik 98,75 persen (yoy) dibandingkan dengan posisi September 2021 yang sebesar Rp8,1 triliun.
AlloBank catatkan laba Rp209 miliar
Lain ladang lain belalang, bank digital lain seperti AlloBank mampu mencatatkan laba bersih setelah pajak (tidak diaudit) secara tahun berjalan senilai Rp209 miliar untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2022. Capaian tersebut naik 8,63 persen (yoy) bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp192,4 miliar.
“Kami telah mencapai banyak hal sebagai bank digital dengan terus mengoptimalkan ekosistem bisnis CT Corp, pemegang saham strategis kami dan bisnis ritel terkemuka lainnya di Indonesia," kata Presiden Direktur AlloBank Indra Utoyo melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (31/10).
Indra menyampaikan, pihaknya telah memperoleh lebih dari 3,3 juta nasabah, yang menetapkan AlloBank sebagai salah satu bank digital tercepat di Indonesia untuk mencapai 3 juta nasabah.
Dari sisi aset, bank digital besutan Chairul Tanjung berhasil mencatat aset senilai Rp10,60 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu yang hanya Rp4,64 triliun.
Bank Aladin masih rugi Rp146,41 miliar
Semetara itu, rapor merah nampaknya masih membayangi Bank Aladin Syariah (Bank Aladin) yang masih mencatatkan kerugian bersih tahun berjalan senilai Rp146,41 miliar pada kuartal III-2022. Rugi tersebut membengkak hingga 141,12 persen (yoy) dibandingkan pencapaian rugi Rp60,72 miliar pada periode yang sama tahun.
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dirilis, membengkaknya rugi bersih Bank Aladin disebabkan oleh naiknya beban operasional dari Rp87,1 miliar pada kuartal III/2021, menjadi Rp190,6 miliar pada kuartal III/2022.
Semetara itu, pendapatan operasional emiten berkode saham BANK masih mampu meningkat menjadi Rp62,25 miliar atau naik 119,22 persen (yoy). Dari segi aset, bank digital berbasis syariah ini berhasil mencatat aset senilai Rp2,59 triliun, naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun 2021 lalu yang mencapai Rp2,17 triliun.