Dibayangi Risiko Geopolitik,Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,06% di 2024

Pemilu hingga konsumsi masyarakat dorong ekonomi RI.

Dibayangi Risiko Geopolitik,Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 5,06% di 2024
Kawasan SCBD Senayan/Shutterstock N Rudianto
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Risiko Geopolitik yang semakin meningkat dengan eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah mendorong kenaikan harga minyak serta memicu volatilitas pasar keuangan global. 

Meski demikian, Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro memperkirakan Ekonomi Indonesia masih cukup resilien. Salah satu pendorong utama ekonomi dalam negeri ialah berakhirnya rangkaian tahapan Pilpres yang akan mendorong keyakinan pelaku ekonomi untuk melakukan ekspansi. 

"Selain itu, akan segera dimulainya tahapan Pilkada juga dapat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan konsumsi. Proyeksi Bank Mandiri, ekonomi Indonesia masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat pada 5,06 persen pada tahun 2024," kata Andry saat konferensi pers di Jakarta, Selasa Sore (14/5).

Konsumsi masyarakat topang pertumbuhan ekonomi RI

Ilustrasi Muslim Berbelanja/Dok Allianz Life

Andry juga memandang tingkat konsumsi rumah tangga masih tumbuh positif dan menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi RI.  Data Mandiri Spending Index selama kuartal I-2024 tercatat meningkat ke level 206,7, lebih tinggi daripada level 199,1 di kuartal-IV 2023. "Secara umum belanja selama periode Ramadan - Idul Fitri 2024 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama 2023," kata Andry. 

Kenaikan signifikan belanja pada tahun ini terjadi pada periode pemberian THR—2 minggu sebelum Idul Fitri—belanja tumbuh 7,1 persen dibandingkan dengan periode sebelum pemberian THR. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode pemberian THR tahun lalu yang sebesar 4,6 persen. 

Namun demikian kenaikan belanja ini lebih banyak didorong oleh kenaikan belanja dari segmen menengah dan atas yang masing-masing tumbuh sekitar 9,2 persen dan 7,1 persen dibandingkan dengan periode sebelum Ramadan. 

Memasuki periode pasca Idul Fitri, lanjut Andry, belanja masyarakat memasuki periode normalisasi yang diperkirakan berlangsung hingga pertengahan Mei 2024. Meski demikian, belanja di sejumlah daerah masih menunjukkan kenaikan, seperti Bali dan Nusa Tenggara. 

Berdasarkan kategori belanja, belanja Consumer goods melambat lebih dalam dibanding kelompok lain, terutama pada sub kelompok belanja kebutuhan sehari-hari (Supermarket) dan yang terkait fesyen. 

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 mampu mencapai 5,11 persen atau lebih tinggi dibandingkan 5,04 persen di kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi didorong oleh akselerasi belanja Pemerintah terutama terkait Pemilu yang juga bersamaan dengan pembayaran Tunjangan Hari Raya.

Magazine

SEE MORE>
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024

IDN Channels

Most Popular

OPEC+ Sepakat Tunda Kenaikan Produksi Minyak Hingga November
Bisnis Manajemen Fasilitas ISS Tumbuh 5% saat Perlambatan Ekonomi
7 Jet Pribadi Termahal di Dunia, Harganya Fantastis!
Gagal Tembus Resisten, IHSG Diprediksi Konsolidasi
Fitur AI Jadi Alasan Canva Naikkan Harga hingga 300%
Pertamina Siapkan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi