Dorong Hilirisasi, BI Gulirkan Insentif Likuiditas ke Perbankan

Bank diharapkan perkuat pembiayaan hilirisasi industri.

Dorong Hilirisasi, BI Gulirkan Insentif Likuiditas ke Perbankan
Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk terus mendorong hilirisasi dari sektor minerba hingga non-minerba dari segi keuangan.

Deputi Gubernur BI, Juda Agung menyampaikan KLM ditempuh sebagai upaya meningkatkan kontribusi perbankan untuk memperkuat kegiatan dunia usaha. Untuk itu, aturan tersebut dijalankan dengan lima prinsip utama.

“Pertama, memberi daya ungkit pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan atau penguatan nilai tambah, backward-forward linkages, struktur ekonomi, lapangan kerja, peluang usaha, dan ketahanan pangan,” jelas Juda Agung melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (14/9).

Prinsip kedua ialah mendukung momentum pemulihan sektor-sektor tertentu yang masih membutuhkan dukungan. Ketiga, lanjut Juda, mendukung pembiayaan inklusif dan berwawasan lingkungan.

Sedangkan prinsip keempat, diaharapkan dengan aturan tersebut bank dapat mengimplementasikan pembiayaan secara targeted  ke sektor/komoditas tertentu. Sementara untuk prinsip terakhir ialah terciptanya sinergi kebijakan dan program Pemerintah untuk memperkuat struktur ekonomi, selaras dengan upaya pengendalian inflasi termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang menjadi salah satu fokus utama di tingkat pusat dan daerah.

Insentif diharapkan perkuat pembiayaan bank ke sektor hilirisaisi

Ilustrasi Perbankan/ Achmad Bedoel

Menurutnya, untuk implementasikan kebijakan tersebut perlukan dukungan Pemerintah dan otoritas terkait untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan penguatan inovasi strategi bisnis dari para pelaku bisnis sangat penting untuk memperkuat sisi permintaan.

“Dengan penguatan sisi penawaran dan permintaan secara simultan, diharapkan akan efektif memperkuat struktur ekonomi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” kata Juda.

Bank Indonesia memandang, momentum pertumbuhan ekonomi pasca pandemi dapat terus terpelihara di tengah kinerja ekspor yang menurun karena melemahnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas. Dalam konteks tersebut, diharapkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi domestik dapat terus diperluas, termasuk melalui dukungan dari pembiayaan perbankan utamanya di sektor hilirisasi.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024