Jakarta, FORTUNE - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menyatakan, ekonomi digital ASEAN mengalami pertumbuhan signifikan.
Pada 2022, ekonomi digital ASEAN tercatat mencapai US$194 miliar atau sekitar Rp2.957 triliun. Bahkan nilai tersebut diproyeksikan akan terus berkembang menjadi US$330 miliar atau sekitar Rp5.050 triliun pada tahun 2025.
Potensi dan peluang yang dimiliki, menjadikan ASEAN sebagai target investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2010, FDI di Asia Tenggara hanya sekitar US$23 miliar atau sekitar Rp350 triliun. Jumlah itu melonjak menjadi US$ 47 miliar atau sekitar Rp716 triliun pada 2021.
“Selain potensi investasi, Asia Tenggara juga memiliki keunggulan berupa sumber daya energi alam yang besar, untuk memenuhi permintaan energi global,” kata Arsjad melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Senin (4/9).
Arsjad mengatakan, dengan potensi dan peluang investasi yang ada, ASEAN memiliki fundamental ekonomi yang kuat untuk pembangunan berkelanjutan. ASEAN-BAC secara konsisten juga terus mendorong Forum Investasi ASEAN atau ASEAN Investment Forum yang dapat memperkuat fundamental ekonomi tersebut untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai surga Investasi global.
Di bawah kepemimpinan Indonesia, lanjutnya, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke negara-negara ASEAN dan mitra eksternal, seperti Inggris, Jepang, Korea Selatan, Australia, Kanada, dan Tiongkok untuk menawarkan potensi dan peluang investasi di ASEAN.
“Kami meyakinkan para pemimpin dan pengusaha bahwa ASEAN wajib diperhitungkan karena memiliki fundamental ekonomi yang kuat, dan ASEAN Investment Forum 2023 dapat dijadikan momentum untuk memperkuat posisi ASEAN sebagai surga investasi global,” kata Arsjad.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara ASEAN capai 3,8%
Sementara itu, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia juga menyampaikan bahwa di tengah kondisi dunia yang tidak dalam keadaan baik-baik saja akibat ketegangan geopolitik dan perubahan iklim, ASEAN menjadi harapan.
Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan ASEAN menjadi cakrawala bagi pemulihan ekonomi global dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 3,8 persen. Angka tersebut, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global yang mencapai 2,6 persen.
Selain itu, ASEAN juga masih menunjukkan pertumbuhan FDI. Ketika FDI global turun, ASEAN justru mencatat sejarah pertumbuhan FDI tertinggi, yakni penerima FDI terbesar kedua di dunia.
"Aliran investasi ke ASEAN sangat massif, namun tujuan kita bukan meningkatkan nominal, melainkan bagaimana investasi tersebut dapat mewujudkan pembangunan berkelanjutan khususnya SDGS dan rakyat dapat menikmati hasil dari investasi," ujar Bahlil.
Meski demikian, Bahlil menyampaikan ASEAN sebagai sentra pembangunan ekonomi global yang inklusif, harus mendorong investasi untuk pembangunan yang berkelanjutan.