Fintech Bakal Terapkan BI-Fast di 2023, Biaya Kirim Uang Semakin Murah

Fintech diimbau penuhi syarat penerapan BI-Fast.

Fintech Bakal Terapkan BI-Fast di 2023, Biaya Kirim Uang Semakin Murah
Sekjen ASPI Handayani dalam acara Fekdi 2022/ Tangkapan Layar Youtube
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Industri Financial Technology (Fintech) bakal mengimplementasikan BI-Fast pada tahun 2023 mendatang. Langkah tersebut sebagai upaya penerapan transaksi yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (cemumuah).

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Handayani di Nusa Dua Bali saat menjadi pembicara di Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022, Rabu (13/7). Seperti diketahui, penerapan BI-Fast bakal meringankan biaya transfer uang antar bank maupun antar fintech.

"Fintech dijadwalkan 2023 untuk partisipasi (BI-Fast)," kata Handayani.

Dirinya juga mengatakan, sebagai mitra strategis, ASPI akan terus berperan aktif bersama industri untuk mewujudkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Oleh karena itu, kolaborasi harus terus ditingkatkan ke depan.

Ini skema penerapan BI-Fast di fintech

Handayani menjelaskan, saat awal peluncuran, BI-Fast memang diutamakan bagi bank untuk meringankan biaya transfer antar bank. Namun demikian, saat ini fintech sudah mulai diimbau untuk memenuhi syarat penerapan BI-Fast.

Dirinya menambahkan, dalam penerapan BI-Fast, fintech akan menggunakan dua skema yakni langsung dan tidak langsung. Untuk fintech yang mengelola dana sendiri maka akan menggunakan skema langsung. Namun, bagi peserta yang tidak mengelola likuiditas rekening setelmen secara langsung maka akan berkerjasama dengan bank yang sudah menjadi peserta.

"Jadi peserta (fintech) tidak langsung nantinya bisa bersama-sama dengan bank yang sudah ikut sebagai peserta,” kata Handayani.

BI bidik transaksi BI-Fast tembus Rp811 triliun

Hingga saat ini, sudah terdapat 3 gelombang penambahan peserta BI-Fast. Sehingga, total peserta yang sudah mengimplementasikan BI-Fast mencapai 52 bank atau mewakili 82 persen dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional.

Bank Indonesia (BI) sendiri optimis nilai transaksi melalui BI-Fast akan terus meningkat. Bahkan, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Filianingsih Hendarta sempat menyatakan pihaknya optimis transaksi BI-Fast bisa tembus Rp811 triliun hingga akhir tahun.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya