Jakarta, FORTUNE – Kabar mengenai pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden telah ramai menjadi perbincangan masyarakat beberapa hari terakhir. Meski pemilihan kepala negara baru akan berlangsung di Februari 2024 mendatang, gembar-gembornya telah terasa di akhir tahun 2023.
Sejumlah pelaku bisnis pun memberikan pandangan dan analisanya terkait dampak tahun politik terhadap bisnis, termasuk Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja. Bankir kawakan tersebut menilai perhelatan tahun politik tak begitu banyak memengaruhi iklim investasi hingga pergerakan saham.
“Namanya capital market itu bisa naik bisa turun. Jadi saya melihat tidak terlalu kaitan langsung dengan politik. Sebenarnya kita sudah melewati beberapa kali proses pesta demokrasi dan kita yakin dan percaya yang lalu-lalu sesudah pesta demokrasi itu kembali normal. Perekonomian kembali normal," kata Jahja saat konferensi pers Paparan Kinerja BCA Kuartal III-2023 di Jakarta, Kamis (19/10).
Namun demikian, Ia tak menampik bahwa ada potensi yang bisa diambil oleh bisnis perbankan terhadap kondisi tahun politik nasional. Salah satu potensi yang dapat diambil ialah peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank. Untuk itu, BCA selalu berusaha menangkap peluang tersebut dengan menyediakan layanan terbaik ke nasabah.
“Dari sisi peluang, dari dana pihak ketiga (DPK), kita tidak langsung mengaitkan dengan tahun politik, ya. Kalau kita selalu menjaga bahwa semua payment system kita, user friendly. Kita juga ada istilah no time to die," kata Jahja.
Kadin harap Presiden 2024 lanjutkan program ekonomi
Dari sisi kalangan pelaku bisnis, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) berharap kepada siapa pun yang terpilih menjadi Presiden 2024 agar dapat melanjutkan program ekonomi untuk mendorong tercapainya Indonesia Emas 2045.
“Tolong soal SDM yang jadi salah satu sumber utama diprioritaskan dari sisi pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup," kata Kepala Badan Pengembangan Ekosistem Keuangan Digital KADIN, Pandu Patria Sjahrir saat ditemui Fortune Indonesia di Senayan, Rabu (18/10).
Meski demikian, Pandu menegaskan bahwa KADIN bersikap netral terkait Pemilu 2024. Dia juga menampik bahwa calon wakil presiden harus berasal dari kalangan usaha dan bisnis. Baginya, pemimpin ke depan harus memberikan kesemaptan yang sama terhadap masyarakat. Selain itu, Ia juga berpesan kepada pemimpin ke depan agar terus memberdayakan pengusaha lokal.