Jakarta, FORTUNE - HSBC bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dalam memfasilitasi sekitar US$10 miliar pendanaan swasta dalam tiga sampai lima tahun ke depan.
Kerja sama juga turut menggandeng lembaga International Partners Group, termasuk di dalamnya Amerika Serikat, Jepang, Inggris, hingga Uni Eropa. Hal ini juga dalam rangka mendukung Just Energy Transition Partnership (JETP) secara jangka panjang.
Francois de Maricourt selaku Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia mengatakan, pendanaan untuk transisi membutuhkan kolaborasi yang belum pernah ada sebelumnya antara sumber dana pemerintah dan swasta.
"Pembentukan GFANZ dan JETP Working Group bertujuan untuk merubah janji menjadi aksi nyata dan membantu Indonesia mencapai target pengurangan emisi dan pembangunan dalam cara yang bertanggung jawab," kata Francois melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (16/11).
Dia menuturkan saat ini perseroan dan sejumlah nasabah masih memiliki kontribusi dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca. Namun demikian, perseroan memiliki strategi untuk mengurangi emisi yang kami hasilkan dan membantu para nasabah mengurangi emisi nasabah.
HSBC gandeng SMI modernisasi infrastruktur energi
Dalam kesempatan yang sama, HSBC Indonesia juga berkerjasama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (SMI) untuk memperkuat komitmen dalam mendukung pemerintah Indonesia memodernisasi infrastruktur energi namun tetap menjaga pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut tertuang dalam dokumen berisikan komitmen awal (Letter of Intent) kerjasama dengan SMI pada salah satu rangkaian acara pertemuan G20 yang berlangsung pada 14 November 2022.
"Kami memiliki strategi untuk mengurangi emisi yang kami hasilkan dan membantu para nasabah mengurangi emisi mereka," kata Francois.
Secara global, HSBC alokasikan US$1 triliun untuk investasi hijau
Sebelumnya, diketahui bersama, HSBC secara global telah mengalokasikan US$1 triliun dalam keuangan dan investasi hijau hingga 2030 mendatang. Alokasi tersebut untuk mendukung klien HSBC dalam membuktikan bisnis mereka di masa depan, termasuk pembiayaan hijau.
HSBC memandang Indonesia sebagai negara yang potensial untuk menerapkan konsep ESG. Selain itu, Francois menilai ada banyak sektor di Indonesia yang berpeluang mendapat pembiayaan berkelanjutan bila bertransisi ke operasi bisnis yang rendah karbon.