Jakarta,FORTUNE - Ekonomi 2024 diprediksi masih dipenuhi ketidakpastian. Bahkan, Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya kemungkinan akan mengalami perlambatan pertumbuhan tajam dan penurunan inflasi tahun ini.
Hal tersebut terungkap dalam laporan Global Market Outlook 2024 yang dikeluarkan oleh Wealth Management Chief Investment Office (CIO) Standard Chartered. Laporan ini disajikan pada acara World of Wealth (WOW) yang ke-20 dengan tema “Elevating Wealth and Building Legacies: Election Year” yang diselenggarakan oleh Standard Chartered Bank Indonesia.
“Mempertimbangkan perekonomian Amerika Serikat dan negara-negara besar lainnya kemungkinan akan mengalami perlambatan pertumbuhan serta penurunan inflasi pada 2024, CIO percaya bahwa investasi pada tahun 2024 kemungkinan besar akan diwarnai aktifitas untuk menyeimbangkan perkembangan skenario makro dan mengidentifikasi sektor di mana risiko/imbalan kelas aset tampak menarik,” kata Parag Dhingra selaku Head of Consumer, Private, and Business Banking, Standard Chartered Indonesia melalui keterangan tertulis yang diterima Fortune Indonesia di Jakarta, Jumat (19/1).
Pemilu diprediksi berdampak terhadap dinamika ekonomi
Dari dalam negeri, penyelenggaraan pemilu 2024 diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap dinamika perekonomian nasional.
Meski demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto yang hadir dalam acara tersebut menjelaskan, pemerintah terus memitigasi berbagai tantangan global dengan menjaga daya beli, peningkatan investasi, dan menjaga stabilitas makro ekonomi.
“Kinerja ekonomi dalam negeri berpeluang menjaga pertumbuhan dan ketahanan ekonomi," kata Airlangga.
Ekonomi domestik yang masih mampu tumbuh mencapai 5 persen tahun lalu, dan sekitar 5,2 persen di 2024.
Sementaraitu, tingat inflasi masih bisa dijaga di level rendah di 2,61 persen pada Desember Desember 2023, dengam angma pengangguran yang juga turun ke level 5,32 persen. "Jumlah orang bekerja bertambah menjadi 139,85 juta di bulan Agustus 2023,” jelas Airlangga.
Dalam menyampaikan pandangan investasinya, Standard Chartered merekomendasikan aspek Today, Tomorrow and Forever.
Aspek Today berfokus pada saat ini dan memastikan aliran dana yang stabil dalam jangka waktu pendek dengan menyesuaikan kekayaan dan sumber penghasilan dengan pengeluaran.
Aspek Tomorrow memperkirakan pengeluaran di masa mendatang dan melakukan perencanaan yang baik atas kekayaan dan sumber penghasilan yang ada dapat digunakan seumur hidup.
Sementara itu, aspek Forever berfokus kepada apa yang ingin ditinggalkan untuk orang lain. Portfolio investasi pada umumnya diinvestasikan untuk jangka panjang termasuk bisnis.
Jual bisnis ke Danamon, Standchart fokus garap digitalisasi ritel
Dalam kesempatan tersebut, Vice Chairman ASEAN & President Commissioner Indonesia, Standard Chartered, Rino Donosepoetro juga yakin dan percaya masih adanya peluang besar di segmen perbankan ritel Indonesia yang terus berkembang secara pesat.
Meski perusahaan telah menjual bisnis kredit ritel konvensional, Ia mengaku akan terus mendalami potensi tersebut dengan digitalisasi.
“Pada segmen ini, kami memutuskan untuk mengalihkan fokus bisnis kami kepada aspek digital partnership melalui pinjaman ritel digital dan model bisnis Banking-as-a-Service," katanyam
Melalui strategi ini, perseroan ingin dapat lebih meningkatkan penetrasi di pasar mass market melalui investasi yang lebih tinggi di segmen digital. Pengalihan sejumlah portfolio kredit ritel konvensional ke Bank Danamon di akhir tahun lalu, merupakan bagian dari perubahan strategi perusahaan.
Seperti diketahui, Danamon resmi mengakuisisi bisnis ritel dari Standard Chartered Bank Indonesia pada 9 Desember 2023, setelah sebelumnya saat pertama kali diumumkan penjualannya pada bulan April 2023 lalu.
Cakupan bisnis tersebut terdiri dari migrasi portofolio konvensional Kartu Kredit, Personal Loan (CCPL), Mortgage, hingga Auto Loan.