Harapan Industri Hingga Ekonom terhadap Bos OJK yang Baru

Ekonom ungkap tantangan komisioner baru OJK.

Harapan Industri Hingga Ekonom terhadap Bos OJK yang Baru
Ketua DK OJK Mahendra Siregar saat Jalani Fit and Proper Test di DPR
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Susunan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) telah diumumkan oleh Komisi XI DPR RI dengan Mahendra Siregar sebagai Ketua, Mirza Adityaswara sebagai Wakil Ketua serta jajaran anggota pengawasan lainnya. 

Beragam harapan serta tanggapan disampaikan oleh industri keuangan termasuk sejumlah ekonom terhadap jajaran pengawas Mahendra CS tersebut.

 

Ini harapan perbankan terhadap DK OJK

Harapan disampaikan oleh Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja kepada jajaran DK OJK yang baru. Jahja berharap jajaran yang baru bisa mendukung perbankan dalam proses pemulihan. "Semoga terus bisa mendukung industri keuangan di Indonesia utk melalui masa sulit karena Covid-19," kata Jahja kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Jumat (8/4). 

Dari sisi bankir lain, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan berharap Anggota Dewan Komisioner yang baru diharapkan bisa menjadi mitra perbankan dalam mendorong akselerasi ekonomi. 

"Kami ucapkan selamat kepada anggota DK OJK yang baru. Semoga ke depannya OJK dapat menjadi mitra yang lebih kondusif lagi bagi perbankan nasional untuk membantu aselerasi ekonomi nasional setelah pandemi ini," ungkap Lani kepada Fortune Indonesia, Jumat (8/4).

Ini tugas rumah DK OJK

Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut DK OJK yang baru masih memiliki tugas rumah dalam pengawasan. 

"Ke depannya, OJK masih perlu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan perlindungan konsumen, terutama untuk konsumen IKNB, yang di dalamnya termasuk inovasi Fintech dalam sektor keuangan," kata Josua kepada Fortune Indonesia (8/4). 

Meski demikian, dirinya menilai Mahendra Siregar sebagai sosok Ketua DK OJK yang akan mampu menjadi salah satu landasan keberlanjutan kinerja OJK ke depannya. 

Dari sisi latar belakang, lanjut Josua, Mahendra dinilai berpengalaman  sebagai kepala BKPM dan juga Wakil Menteri Keuangan maupun Perdagangan. 

"Pengalaman di birokrasi, terutama yang berkaitan dengan lembaga keuangan dan kaitannya dengan perekonomian secara luas dapat menjadi salah satu bekal dalam memimpin OJK ke depannya," jelas Josua.

DK OJK miliki 5 tantangan pembenahan pengawasan

Sementara itu, Pengamat ekonomi sekaligus Direktur of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memiliki pandangan lain terhadap DK OJK yang baru. Menurutnya jajaran DK OJK ke depan masih memiliki 5 tantangan utama pengawasan dan edukasi. 

Pertama, menurut Bhima, OJK harus mempercepat pemulihan ekonomi melalui berbagai bauran kebijakan khususnya mempercepat penurunan suku bunga pinjaman. Kedua, sinergi antar lembaga harus dikuatkan sehingga harmonisasi kebijakan dapat semakin efektif. 

Tantangan ketiga, OJK yang baru harus meningkatkan pengawasan terhadap Fintech P2P dan mendorong agar ekspansi dilakukan pada pembiayaan produktif dan luar Jawa. 

"Keempat, menghapus silo-silo dalam pengawasan sektor keuangan sehingga keputusan dapat diambil lebih cepat," ungkap Bhima. 

Sedangkan tantangan kelima, OJK diharapkan mampu mendorong literasi keuangan baik dipasar modal maupun IKNB.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya