Jakarta, FORTUNE - Resesi ekonomi menjadi hantu menyeramkan bagi seluruh negara di dunia. Sebab, resesi ekonomi bisa memicu penurunan keuntungan perusahaan, meningkatnya pengangguran, hingga kebangkrutan ekonomi.
Namun, sejumlah sektor usaha diperkirakan masih akan bertahan di tengah ancaman resesi 2023. Para ekonom menyatakan, sektor yang akan bertahan ini adalah yang mengandalkan pasar domestik.
Karena itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyarankan pelaku usaha untuk memaksimalkan pasar domestik di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Para pengusaha juga perlu mempertahankan volume bisnis penjualannya dengan tidak terlalu cepat mengambil untung.
"Yang penting bisnis bisa survive walaupun marginnya itu tipis," kata Faisal, di Jakarta.
Berikut ini sektor-sektor usaha yang diramalkan bertahan di tengah gejolak ekonomi.
Sektor makanan, minuman dan jasa konsultasi keuangan
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, sektor usaha yang bertahan di tengah resesi adalah makanan dan minuman atau food and beverage (FnB). Pasalnya, sektor ini berkaitan dengan kebutuhan dasar sehingga relatif imun terhadap resesi.
Menariknya, FnB yang berbasis pangan lokal dinilai bisa lebih bertahan dibanding makanan yang berbahan baku impor. Sebab resesi dapat berimbas pada terhambatnya pasokan komoditas impor.
Selain itu, sektor yang akan bertahan selanjutnya adalah usaha konsultasi atau perencana keuangan, khususnya konsultan pengatur keuangan rumah tangga selama resesi. Selain itu, usaha konsultasi psikologis atau mental health pun dinilai kuat karena banyaknya pekerja yang stres akibat tekanan pekerjaan dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Sektor kosmetik, teknologi, telekomunikasi dan kesehatan
Masih kata Bhima, ada sejumlah sektor usaha lain yang paling bisa bertahan di tengah resesi 2023. Sektor tersebut adalah kosmetik atau perawatan tubuh. Terlebih menurut Bhima, resesi justru membuat masyarakat lebih memperhatikan penampilan tubuh.
"Ada kecenderungan bahkan pada saat krisis pandemi terjadi booming skincare, saat ini tren itu masih terjadi ditambah mobilitas sudah mulai longgar," ujarnya.
Kemudian sektor lainnya, kata Bhima, bidang informasi dan komunikasi seperti data center, artificial intelligence (AI), dan cloud computing. Bhima menilai sektor tersebut tetap bertahan meski ada musim winter startup. Sebab, menurut Bhima, arah digitalisasi ke depan adalah mempercepat adaptasi perusahaan tradisional dengan dukungan sistem digital.
Sementara itu, pendapat lainnya disampaikan Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Alexandra Askandar. Alexandra mengatakan, sejumlah sektor usaha masih akan bertahan di tengah ancaman resesi 2023. Dia menyebutkan, sektor yang dinilai masih cukup resilient, antara lain sektor telekomunikasi, sektor makanan dan minuman, serta jasa kesehatan.
Untuk menghadapi dampak resesi terhadap kualitas kredit, Bank Mandiri telah memetakan sektor-sektor bisnis yang kuat menghadapi tekanan ekonomi itu. Salah satu strateginya, Bank Mandiri akan memperhatikan sektor bisnis berdasarkan wilayahnya.
Misalnya, kata Alexandra, fokus terhadap sektor makanan dan minuman di provinsi yang menghasilkan komoditas khusus dan berpotensi tumbuh lebih baik. "Kami berharap kredit Bank Mandiri bisa terus terjaga positif dan juga kualitas aset dapat terkendali dengan baik," ujar Askandar.