Upaya Jalin Tingkatkan Inklusi Keuangan Penyandang Disabilitas

Inklusi keuangan penyandang disabilitas baru 20%.

Upaya Jalin Tingkatkan Inklusi Keuangan Penyandang Disabilitas
Jalin Gelar Acara "Petualangan Inklusi di Museum BI" bagi penyandang disabilitas/Dok Jalin
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) terus berupaya meningkatkan Inklusi Keuangan kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kali ini, upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan dan keamanan bagi anak-anak Penyandang Disabilitas dengan menggelar acara bertajuk "Petualangan Inklusi di Museum BI".

Acara tersebut sejalan untuk memperingati Hari Anak Nasional (HAN) yang dimaknai Pemerintah dengan tema "Anak Terlindungi, Indonesia Maju". Dalam semangat ini, Jalin mengajak anak-anak dari Sekolah Luar Biasa (SLB) di DKI Jakarta untuk mengunjungi Museum Bank Indonesia (BI). Para anak-anak memperkenalkan sejarah sistem pembayaran di Indonesia, dan memberikan mereka kesempatan yang setara dalam mendapatkan literasi keuangan.

Direktur Komersial Jalin, Eko Dedi Rukminto menekankan pentingnya mempersiapkan anak-anak dengan literasi keuangan digital yang memadai. “Kita tidak ingin generasi emas ini mengalami kesulitan atau bahkan menjadi korban fraud saat menggunakan layanan sistem pembayaran digital. Kepercayaan terhadap sistem ini harus terus diperkuat melalui literasi yang baik dan konsisten dari seluruh pemangku kepentingan,” ujar Eko melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (24/7).

Penyandang disabilitas sering hadapi hambatan saat bertransaksi

PLO Transjakarta melayani penyandang disabilitas. (Dok. Transjakarta)

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands, Wendy Kusumowidagdo menilai, edukasi dan literasi keuangan yang inklusif sangat penting untuk memastikan Teman Tuli dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan ekonomi digital. Wendy berharap melalui acara ini, Teman Tuli dapat lebih waspada dan terlindungi saat menggunakan layanan sistem pembayaran digital.

Wendy menambahkan bahwa inklusi keuangan bukan hanya tentang memberikan akses, tetapi juga memastikan setiap individu, termasuk mereka yang memiliki hambatan, memahami cara menggunakan layanan keuangan dengan aman dan efisien. 

"Teman Tuli, seperti kelompok rentan lainnya, sering menghadapi tantangan lebih besar dalam memahami dan mengakses layanan keuangan digital. Oleh karena itu, acara seperti ini sangat penting untuk memberikan mereka pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan," ujar Wendy.

Inklusi keuangan penyandang disabilitas baru 20%

Peserta penyadang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir yang disederhanakan untuk pemilu tahun 2024 di Halaman Kantor KPU, Jakarta, Selasa (22/3). (ANTARAFOTO/Reno Esnir)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri mencatat baru sekitar 20 persen dari total penyandang disabilitas yang memiliki akses terhadap produk dan jasa keuangan. Untuk itulah, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) terus berupaya untuk memberikan edukasi yang menyeluruh kepada seluruh lapisan masyarakat, mengenai pentingnya memahami dan menggunakan sistem pembayaran digital dengan aman.

Head of Product & Technology ASPI, Tata Martadinata menegaskan bahwa upaya meningkatkan keamanan dan trust dalam penggunaan sistem pembayaran digital adalah tanggung jawab bersama.

“Ini sangat penting mengingat tren transaksi pembayaran yang semakin beralih ke metode digital, salah satunya akseptasi penggunaan QRIS yang terus meningkat. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa meminimalisasi risiko penipuan dan fraud yang bisa merugikan, terutama bagi anak-anak agar mereka bisa lebih siap menghadapi masa depan digital sebagai bagian dari cashless society” ujar Tata.

Selain itu, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) yang dilakukan OJK pada tahun 2022, indeks literasi keuangan pelajar masih mencapai 47,56 persen atau di bawah tingkat rata-rata nasional sebesar 49,68 persen. Dengan demikian, kolaborasi antara pemerintah, asosiasi, industri, dan lembaga pendidikan sangat penting untuk mempercepat peningkatan literasi keuangan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil