Investor Jepang Masih Tertarik Akuisisi Multifinance RI

Investor asing diharapkan perkuat modal multifinance.

Investor Jepang Masih Tertarik Akuisisi Multifinance RI
source_name
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, saat ini terdapat investor asing asal Jepang yang sedang membidik salah satu perusahaan pembiayaan (multifinance) di Indonesia untuk diakuisisi. 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan (PVML) OJK Agusman menyatakaan, investor tersebut telah mengajukan permohonan izin. 

"Saat ini terdapat satu permohonan pengambilalihan multifinance oleh calon investor asing dari Jepang yang masih dalam proses penyampaian kelengkapan dokumen oleh pihak Perusahaan, termasuk di dalamnya mengenai dokumen nilai akuisisi atas transaksi tersebut," kata Agusman melalui keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Kamis (12/10). 

Diketahui, saat ini group keuangan asal Jepang yakni Mitsubishi UFJ Financial Gtoup (MUFG) sedang aktif mengakuisisi multifinance yakni Mandala Multifinance hingga Home Credit. Namun demikian, Agusman masih belum mau membocorkan nama salah satu investor Jepang tersebut.
 

Investor asing diharapkan perkuat modal multifinance 

Ilustrasi kerja sama Indonesia-Jepang. (ipdefenseforum)

OJK mengharapkan, para investor baik asing maupun lokal terus berkomitmen untuk memperkuat struktur permodalan Perusahaan. Hal tersebut bisa dilakukan melalui berbagai cara, termasuk melakukan alih pengetahuan dan teknologi kepada local manpower, serta menjalankan model bisnis yang telah dijalankan di negara asal. 

"Disamping itu, investor-investor asing itu diharapkan menjadi permanent investment serta business model yang direncanakan adaptif dengan market and consumer behaviour di Indonesia," kata Agusman. 

Apalagi, OJK mencatat masih ada 8 multifinance yang belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum oleh Perusahaan Pembiayaan (PP) sebesar Rp100 miliar sesuai POJK Nomor 35/POJK.05/2018. 

"OJK telah melakukan supervisory action dan enforcement terhadap PP yang belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum sampai dengan timeline yang disetujui," kata Agusman.

Pertumbuhan pembiayaan multifinance tumbuh 16,33% 

Pengunjung padati pameran otomotif GIIAS 2023 / dok. Seven Event

Secara industri, pertumbuhan piutang pembiayaan dari multifinance masih di level yang tinggi sebesar 16,33 persen (yoy) pada Agustus 2023  menjadi sebesar Rp453,16 triliun. 

"Pertumbuhan tersebut didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 25,12 persen yoy dan 15,23 persen (yoy)," kata Agusman. 

Profil risiko Perusahaan Pembiayaan juga terjaga dengan rasio non performing financing (NPF) net tercatat sebesar 0,76 persendan NPF gross sebesar 2,66 persen. Gearing ratio perusahaan pembiayaan juga tercatat sebesar 2,22 kali, jauh di bawah batas maksimum 10 kali. 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya