Jenius Kelola AUM Produk Investasi sebesar Rp25,8 miliar

Pengguna Jenius tembus 4,6 juta.

Jenius Kelola AUM Produk Investasi sebesar Rp25,8 miliar
ilustrasi Bank Jenius (dok.BTPN.com)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Bank BTPN Tbk terus mengoptimalkan inovasi investasi dalam memacu bisnis melalui layanan digital banking Jenius. Bahkan, Jenius mampu mencatatkan total Asset Under Management (AUM) dari produk investasi yang dikelola meningkat pesat dari Rp7,9 miliar pada akhir Maret 2022 menjadi lebih dari tiga kalinya, yaitu Rp25,8 miliar pada akhir Maret 2023. 

Hal ini seiring dengan kesadaran masyarakat akan berinvestasi sebagai bentuk pendapatan pasif, tabungan, ataupun dana cadangan yang meningkat pesat. 

"Sebagai penyedia berbagai instrumen investasi, kami juga berkomitmen untuk meningkatkan literasi bagi investor muda melalui berbagai langkah edukasi baik dalam aplikasi maupun luar aplikasi,” jelas Anita Ekasari selaku Digital Banking Acquisition, Service, and Marketing Head Bank BTPN melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (28/6). 

Pengguna Jenius tembus 4,6 juta

Ilustrasi Investasi di Bank Digital/Dok Jenius

Sejak produk investasi reksa dana meluncur di aplikasi Jenius pada Januari 2022, jumlah pengguna yang berinvestasi melalui aplikasi Jenius terus meningkat. Secara total, jumlah pengguna Jenius  yang  berinvestasi reksa dana melalui aplikasi Jenius meningkat menjadi lebih dari dua kalinya pada akhir Maret 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari seluruh investor reksa dana di aplikasi Jenius, lebih dari 90 persen terdiri dari investor dari kalangan Gen Y dan Gen Z. 

Tak habya itu, secara tren, pengguna Jenius juga ikut meningkat 21 persen menjadi 4,6 juta per Maret 2023 dari 3,8 juta pada periode yang sama tahun lalu. Ia menambahkan, dari seluruh pengguna Jenius, jumlah pengguna dari kalangan Gen Y dan Gen Z pun terus meningkat.

Logam mulia masih digandrungi Gen Z

Penjualan perhiasan emas meningkat. Dok.Harita Abadi Tbk

Berdasarkan hasil survei Insight and Future Trends of Investments in Indonesia yang dilakukan oleh Populix pada November 2022, Gen Z cenderung memilih investasi reksa dana, sementara Gen Y lebih tertarik untuk berinvestasi di logam mulai emas. 

Dua alasan utama responden memilih instrumen yang dituju yakni karena terdaftar di OJK dan profil risiko yang rendah. 

 “Dengan peningkatan signifikan minat investor Generasi Y dan Generasi Z di aplikasi Jenius, kita bisa melihat preferensi mereka terhadap produk reksa dana. Preferensi ini juga lekat kaitannya dengan platform digital yang memudahkan untuk berinvestasi serta adanya analisis singkat mengenai situasi pasar,” jelas Anita. 

Berdasarkan data Bank BTPN, produk investasi reksa dana yang populer di Jenius yakni ekuitas, pasar uang, dan pendapatan tetap. Meskipun informasi investasi bisa diakses melalui media sosial, situs, akun investasi hingga platform digital seperti Jenius, para investor perlu memitigasi risiko dengan baik.  

Ancaman resesi global dan ketidakpastian dinamika pasar memang masih membayangi upaya pemulihan ekonomi menuju endemi, namun di masa seperti ini para investor kian diharapkan bisa lebih banyak melakukan transaksi investasi guna memberikan insentif bagi perekonomian. 

 Lebih lanjut, data KSEI per April 2023 melaporkan peningkatan jumlah investor di pasar modal dalam negeri yang mencapai 10,88 juta investor. Jumlah ini didominasi oleh investor yang berprofesi sebagai pegawai swasta, PNS, dan guru sebesar 32,39 persen. 

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

Inilah Orang Muda Berpengaruh pada Fortune Indonesia 40 Under 40: 2025
Jadi DPO, Adrian Gunadi Masuk Red Notice Interpol & Paspor Dicabut
GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 05 February 2025
GAPEKA 2025 Berlaku, Apa Saja yang Berubah?
Harga Saham Bank Central Asia (BBCA) Hari Ini, 04 February 2025