Jakarta, FORTUNE - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan Indonesia yang masih terbilang tinggi.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dihadapan pelaku industri jasa keuangan pada acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Senin (6/2). Menurutnya ini harus menjadi perhatian pelaku industri dan juga regulator.
"Sebelum masuk ke sini tadi saya tanya ke Ketua OJK, NIM (bank nasional) berapa, dijawab ketua OJK 4,4 persen. Ini tinggi banget ini mungkin tertinggi di dunia," kata Jokowi.
Bunga kredit bank di RI tertinggi di ASEAN
Pernyataan Jokowi mengenai NIM dan bunga bank yang terbilang tinggi bukan hanya sekali, sebelumnya Jokowi juga sempat melontarkan pernyataan tersebut pada Mandiri Invesment Forum pada Rabu (1/2) lalu. Kondisi ini sepertinya menjadi tugas rumah yang belum terselesaikan.
Sebelumnya, menurut data yang dihimpun Kementerian Keuangan (Kemenkeu), tercatat rata-rata bunga perbakan Indonesia menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan perbankan di wilayah ASEAN lainnya di tahun 2021. Tercatat, rata-rata tingkat suku bunga kredit bank di Indonesia mencapai 8,59 persen, di atas Vietnam yang mencapai 7,81 persen dan Filipina pada level 6 persen.
Kondisi tersebut tentu berpengaruh terhadap NIM dari perbakan nasional. Tercatat, NIM perbankan di Indonesia mencapai 5,14 persen di 2021. Masih tinggi dibandingkan negara lain seperti NIM di Filipina sebesar 3,17 persen, dan Malaysia 2,2 persen.
Meski demikian, Jokowi mengapresiasi kinerja industri jasa keuangan yang mampu tumbuh double digit hingga akhir 2022. Hal tersebut termin dari pertumbuhan kredit perbankan yang mencapai 11,3 persen. Hal tersebut juga dibarengi dengan tingkat permodalan yang kuat.
Dorong kredit ke sektor UMKM dan hilirisasi
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menekankan pentingnya pembiayaan ke sektor UMKM dan hilirisasi industri. Menurutnya, perbankan harus memperhatikan sektor usaha kecil.
"Saya hanya ingin agar dukungan terhadap sektor UMKM itu diberikan perhatian yang lebih karena kekuatan kita ada di sini jangan dilupakan yang kecil-kecil. Jangan dilupakan yang mikro yang kecil yang menengah berikan suntikan (dana) kepada mereka sebanyak-banyaknya tentu saja dengan kehati-hatian yang tinggi," kata Jokowi.
Sementara itu, Jokowi juga berpesan kepada OJK untuk terus mendorong pembiayaan yang mendukung hilirisasi. Sebab menurutnya, hilirisasi industri menjadi kunci agar Indonesia bisa melompat menjadi negara maju.
"Saya minta betul-betul yang konkret karena masih Saya dengar yang mau bikin semester saja kesulitan mencari pendanaan. Ini harus di dukungan betul-betul diberikan tetapi juga dengan kalkulasi dan kehati-hatian yang tinggi," kata Jokowi.