Jakarta, FORTUNE - PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jawa Tengah (Bank Jateng) mencetak laba bersih senilai Rp1,58 triliun di sepanjang tahun 2023. Capaian tersebut tercatat turun 13 persen secara year on year (yoy) bila dibandingkan dengan posisi 2022 yang mencapai Rp1,82 triliun.
Dilansir dari laporan keuangannya, penurunan laba terjadi lantaran pendapatan bunga bersih yang terkontraksi 8,66 persen (yoy) menjadi Rp4,79 triliun. Meski demikian, penyaluran kredit Bank Jateng masih tumbuh 6,96 persen menjadi Rp57,92 triliun. Kondisi itu diimbangi dengan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) nett sebesar 0,52 persen.
Aset Bank Jateng tumbuh 4,69% jadi Rp88,45 triliun
Total aset Bank Jateng juga masih tumbuh 4,69 persen menjadi Rp88,45 triliun. Capaian tersebut menempatkan bank ini menjadi salah satu bank BPD terbesar setelah Bank BJB dan Bank Jatim.
Kondisi itu didorong oleh himpunan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 1,90 persen (yoy) per 31 Desember 2023 menjadi Rp68,11 triliun. Untuk komposisi DPK Bank Jateng terdiri dari giro Rp9,92 triliun dan tabungan Rp25,40 triliun.
Sementara itu, Net interest margin (NIM) Bank Jateng juga mencapai 5,83 persen dengan return on asset (ROA) sebesar 2,45 persen dan return on equity (ROE) sebesar 16,79 persen. Sedangkan,untuk kecukupan permodalan Bank Jateng juga masih kuat dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 22,28 persen, atau lebih besar dari 21,70 persen pada akhir 2022.