Jakarta, FORTUNE - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (Bank Jatim) mencatatkan laba bersih senilai Rp 1,09 triliun pada kuartal III-2023. Laba tersebut turun 9 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang mencapai Rp1,2 triliun.
Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Edi Masrianto menjelaskan, penurunan laba dipengaruhi oleh berbagai tantangan industri serta tren suku bunga acuan yang tinggi. "Hal itu in line dengan kondisi ekonomi global saat ini," kata Edi di Jakarta, Senin (30/10).
Meski demikian, lanjut Edi, perseroan masih menghasilkan pendapatan bunga yang tumbuh 3,8 persen (yoy).
Kredit Bank Jatim naik 12,61%, ini penopangnya
Dari sisi penyaluran kredit, selama kuartal Ill- 2023 Bank Jatim berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 12,61 persen (yoy) dengan nilai Rp51,77 triliun. Pertumbuhan tersebut di atas rata rata pertumbuhan sektor industri perbankan per September yaitu di angka 8,96 persen (yoy).
Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman menjelaskan, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor produktif (komersial & SME) sebesar 25,44 persen (yoy) dan sektor konsumer sebesar 4,74 persen (yoy).
"Kami rasa akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat," papar Busrul.
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai Bank Jatim itu membuat rasio pembiayaan terhadap pengelolaan dana (LDR) perseroan semakin membaik. Rasio LDR pada kuartal III tahun 2022 hanya sebesar 55,40 persen persen kemudian naik menjadi 61,49 persen pada kuartal III-2023.
Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman. Hal itu terlihat dari rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim yang melandai di angka 3,72 persen pada kuartal Ill-2022 menjadi 2,74 persen pada kuartal III- 2023.
"Itu artinya kualitas kredit Bank Jatim semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi," pungas Busrul.