Jakarta, FORTUNE - Dalam 6 bulan pertama di tahun 2024, PT. Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya) berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp20 miliar atau meroket 115,9 persen secara year on year (yoy).
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, pencapaian itu terwujud dari rasio profitabilitas dan efisiensi Bank Raya yang juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari perbaikan rasio NIM pada kuartal II/2024 menjadi 4,31 persen dari sebelumnya 3,53 persen.
Tak hanya itu, laba juga ditopang oleh kinerja yang solid melalui ekspansi bisnis, perbaikan kualitas aset, serta transformasi model bisnis dengan peralihan portofolio kredit ke digital.
"Kami terus berfokus untuk menjadi bank digital yang mampu memenuhi kebutuhan para nasabah melalui keunggulan produk kami untuk menghadirkan produk bank digital yang shorter, faster, smaller. Untuk itu, kami terus melakukan eksplorasi ke sektor-sektor ekonomi dan segmen bisnis yang memiliki prospek yang menjanjikan untuk menumbuhkan bisnis digital kami," kata Bagus melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (26/7).
Kredit Bank Raya tumbuh 12,1%
Untuk total penyaluran kredit Bank Raya pada kuartal II/2024 juga masih tumbuh sebesar 12,1 persen (yoy) atau mencapai Rp6,8 triliun.
Kuatnya bisnis digital juga ditunjukkan dengan penyaluran kredit digital selama semester 1/2024 yang mencapai Rp8,1 triliun atau tumbuh 60,3 persen (yoy).
Bagus menambahkan, bank dengan kode saham AGRO ini juga akan terus mendorong keunggulan Online to Offline (O2O) untuk semakin mempermudah akses nasabah melalui Community Branch yang tersebar di berbagai daerah.
"Ini akan dioptimalkan untuk eksplorasi potensi dalam pemberdayaan komunitas-komunitas guna mendorong pertumbuhan transaksi di Bank Raya," kata Bagus.
Meski kreditnya cukup deras, bank digital ini masih berhasil memperbaiki Rasio NPL gross menjadi 4,14 persen dan NPL Net sebesar 1,80 persen dari sebelumnya pada kuartal II/2023 Rasio NPL Gross tercatat sebesar 4,35 persen dan NPL Nett sebesar 1,75 persen.
Capaian itu tentu turut menopang pertumbuhan Total Aset Bank Raya di kuartal II/2024 menjadi sebesar Rp13,1 Triliun atau tumbuh 9,0 persen (yoy).
DPK naik 5,7% permodalan kuat?
Pertumbuhan kredit diikuti dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp8,7 Triliun atau tumbuh 5,7 persen (yoy).
Pertumbuhan itu ditopang oleh pertumbuhan Giro sebesar 55,4 persen (yoy) menjadi Rp772 miliar, tabungan juga masih naik 5,1 persen menjadi Rp1,5 triliun dan deposito menjadi Rp6,3 Triliun atau tumbuh 1,9 persen (yoy).
Bagus menyatakan, pertumbuhan dana murah terus digenjot terutama dari pertumbuhan Digital Saving yang tumbuh sebesar 22,3 persen (yoy). "Pertumbuhan digital saving menunjukkan bahwa produk digital saving Bank Raya yang didukung dengan fitur yang mudah telah mampu menjawab kebutuhan para nasabah dalam bertransaksi perbankan digital sehari-hari," katanya.
Pertumbuhan dana murah tersebut tentunya mendorong peningkatan rasio CASA Bank Raya pada kuartal II/2024 menjadi 26,8 persen dari sebelumnya pada 24,0 persen di kuartal II/2023.
Dari sisi permodalan, Perseroan masih memiliki modal yang kuat terlihat dari rasio Total CAR pada kuartal II/2024 sebesar 40,84 persen, yang mayoritas merupakan modal Tier 1 yang akan mendukung ekspansi pertumbuhan bisnis Perseroan kedepan.