Jakarta, FORTUNE - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencetak laba bersih senilai Rp48,6 triliun di sepanjang 2023. Capaian tersebut tumbuh 19,4 persen secara year on year (yoy).
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menjelaskan bahwa kenaikan ditopang pertumbuhan kredit yang berkualitas, peningkatan volume transaksi dan pendanaan, serta perluasan basis nasabah. "Meskipun terdapat tantangan berupa tekanan inflasi global serta peningkatan tensi geopolitik, kami melihat perekonomian domestik tetap tangguh dan stabil," kata Jahja saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/1).
Di sisi lain pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) dari bank dengan sandi saham BBCA ini tumbuh 17,5 persen (yoy) menjadi Rp75,4 triliun di sepanjang 2023. Sementara itu, pendapatan selain bunga tumbuh 5,5 persen (yoy) menjadi Rp23,9 triliun, sehingga total pendapatan operasional tercatat sebesar Rp99,3 triliun atau naik 14,4 persen (yoy).
Penyaluran kredit BCA naik 13,9%
Sementara itu, penyaluran kredit BCA naik 13,9 persen (yoy) menjadi Rp810,4 triliun. Kenaikan itu ditopang oleh Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) yang tumbuh kuat 20,8 persen menjadi Rp56,9 triliun serta outstanding Kredit Pemilikan Rumah (KPR) meningkat 11,7 persen (yoy) menjadi Rp121,8 triliun.
Saldo outstanding personal loans juga tumbuh 21,7 persen (yoy) menjadi Rp16,7 triliun, sehingga total portofolio kredit konsumer naik 14,8 persen (yoy) menjadi Rp198,8 triliun.
Pertumbuhan kredit BCA diikuti perbaikan kualitas pinjaman secara konsisten. Rasio loan at risk (LAR) membaik ke 6,9 persen per akhir 2023, dibandingkan 10,4 persen pada 2022 lalu. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga di angka 1,9 persen pada 2023.
Jumlah nasabah BCA tembus 31 juta, DPK capai Rp1.102 triliun
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA juga naik 6,0 persen (yoy) mencapai Rp1.102 triliun. Untuk dana giro dan tabungan (CASA) BCA berkontribusi sekitar 80 persen dari total DPK.
Jahja mengatakan, BCA melakukan investasi secara berkesinambungan untuk memperkuat ekosistem hybrid banking, dari kanal mobile dan internet banking, point of sales, kantor cabang, ATM, hingga contact center. Investasi strategis ini dilakukan untuk memberikan layanan berkualitas bagi beragam jenis segmen dan kebutuhan nasabah. Kondisi itu tentu mendorong kenaikan total aset BCA sebesar 7,1 persen (yoy) menjadi Rp1.408 triliun.
Pada tahun 2023, total volume transaksi yang diproses BCA naik 25,1 persen (yoy) mencapai 30,1 miliar transaksi. Kanal mobile banking mencatat kenaikan volume transaksi tertinggi, naik 41,6 persen (yoy). Kemudian, jumlah nasabah BCA juga mencapai 31 juta per Desember 2023, tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.