Jakarta, FORTUNE - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mampu meningkatkan perolehan laba bersih sebesar 28 persen secara year on year (yoy) di akhir 2023 menjadi Rp6,47 triliun. Sementara itu, untuk laba sebelum pajak konsolidasi (audited) mencapai Rp8,4 triliun. Kondisi itu menghasilkan earnings per share Rp259,45.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kinerja ini mencerminkan konsistensi dalam menjaga ketahanan, agility, dan pendekatan yang berorientasi pada nasabah.
“Seiring dengan dinamika perbankan dan keuangan, kami tetap menjaga komitmen terhadap prioritas strategis. Area fokus utama kami secara konsisten berfokus pada: memperluas basis nasabah, meningkatkan portofolio CASA, memastikan peningkatan kualitas aset yang berkelanjutan, dan mendorong peningkatan perbankan digital,” jelas Lani melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Kamis (22/2).
Ditopang KPM, kredit CIMB Niaga tumbuh 8,5%
Sementara itu, untuk penyaluran kredit bank ini mampu tumbuh naik 8,5 persen (yoy) menjadi Rp213,4 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis Corporate Banking sebesar 11,7 persen (yoy), diikuti Small Medium Enterprise (SME) yang naik 9,5 persen (yoy) dan Consumer Banking yang tumbuh 6,9 persen (yoy).
Lani menambahkan, kenaikan tertinggi terjadi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 15,7 persen.
“Penting untuk digarisbawahi adalah perbaikan dalam kualitas aset, seperti yang ditunjukkan oleh penurunan signifikan pada rasio kredit bermasalah atau Gross NPL yang turun dari 2,8 persen pada Desember 2022 menjadi 2,0 persen pada Desember 2023,” jelas Lani.
Tumbuh 9%, aset CIMB Niaga capai Rp334,4 triliun
Untuk total aset konsolidasian dari CIMB Niaga mencapai Rp334,4 triliun atau naik 9,0 persen (yoy) per 31 Desember 2023. Capaian ini semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) CIMB Niaga juga meningkat 3,8 persen (yoy) menjadi Rp235,9 triliun. Hal ini menunjukkan rasio current account and savings account (CASA) yang baik sebesar 63,9 persen.
Lani menyebut, pertumbuhan ini juga menegaskan komitmen CIMB Niaga dalam membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital CIMB Niaga. Hal tersebut terlihat bahwa 86 persen dari pembukaan deposito berjangka berasal dari digital channel.
Tak berhenti di situ, CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 24,0 persen dan 89,3 persen.