Jakarta, FORTUNE - HSBC Holding melaporkan pencapaian laba setelah pajak meningkat sebesar $2,0 miliar menjadi $16,7 miliar di akhir tahun 2022. Kondisi tersebut didukung oleh pendapatan yang dilaporkan meningkat sebesar 4 persen (yoy) menjadi $51,7 miliar. Di sisi lain, pendapatan ini juga didorong oleh pertumbuhan yang kuat dalam pendapatan bunga bersih.
"Laba juga didorong dengan peningkatan di semua bisnis global dan pendapatan yang lebih tinggi dari Valuta Asing Global di Perbankan dan Pasar Global ('GBM')," tulis laporan manajemen HSBC, yang dikutip di Jakarta, Rabu (22/2).
Penjualan operasional ritel di Prancis sempat pengaruhi kinerja
Selain itu, pihaknya juga melaporkan laba sebelum pajak secara tahunan miliknya turun sebesar $1,4 miliar menjadi $17,5 miliar di akhir tahun 2022.
Dalam keterangan resmi yang diterima Fortune Indonesia, penurunan laba sebelum pajak tersebut terjadi setelah rencana penjualan operasi perbankan ritel HSBC di Prancis sebesar $2,4 miliar.
"Hal ini sebagai dampak kerugian dari perbedaan nilai tukar mata uang asing sebesar $3,1 miliar, yang mana terjadi penurunan nilai pada rencana penjualan operasi perbankan ritel kami di Prancis," tulis HSBC.
NIM HSBC naik jadi 1,48%
HSBC juga mencatatkan peningkatan Net interest margin (NIM) menjadi sebesar 1,48 persen atau meningkat 28 basis poin (bps). Kondisi tersebut mencerminkan kenaikan suku bunga acuan di bank sentral.
Sementara itu, saldo pinjaman nasabah juga tercatat turun menjadi sebesar $121 miliar berdasarkan laporan. Namun, berdasarkan penyesuaian, saldo pinjaman turun sebesar $66 miliar.
Hal ini mencerminkan adanya reklasifikasi pinjaman sebesar $81 miliar yang berkaitan dengan rencana penjualan operasi perbankan ritel di Prancis dan rencana penjualan bisnis perbankan di Kanada. Hal ini menyebabkan aset yang dimiliki juga akan dijual.