Jakarta, FORTUNE - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mencatatkan laba bersih senilai Rp361,4 miliar di kuartal I-2024. Capaian itu terkontraksi 28,9 persen dibandingkan dengan capaian di periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp508,81 miliar.
Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono menjelaskan, pergerakan ekonomi cukup dinamis di kuartal pertama ini yang diwarnai dengan perhelatan pilpres, momentum Ramadan, serta kondisi geopolitik.
“Kami tetap fokus menerapkan risk appetite yang konservatif pada penyaluran kredit yang disetujui untuk menjaga kualitas aset dan fundamental bisnis Perusahaan. Hal ini seiring dengan upaya kami menjalani berbagai adaptasi sistem dan layanan keuangan terkini,” kata Sudjono melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (25/4).
Dari sisi pendapatan, Perusahaan mencatat total pendapatan sebesar Rp1,6 triliun. Performa Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (RoAA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (RoAE) masing-masing menempati level 7,5 persen dan 14,9 persen.
Piutang pembiayaan BFI Finance capai Rp22,5 triliun
Multifinance dengan kode saham BFIN ini juga mencatatkan total piutang Pembiayaan yang dikelola (managed receivables) sebesar Rp22,5 triliun hingga Maret 2024. Dengan nilai pembiayaan baru tercatat sebesar Rp4,8 triliun, manajemen risiko juga dilakukan Perusahaan.
Hal itu membuahkan hasil positif dengan menurunnya rasio pembiayaan bermasalah atau Non-Performing Financing (NPF) yang berhasil ditekan hingga berada di level 1,24 persen bruto dan 0,23 persen neto per 31 Maret 2024. Rasio NPF ini berada jauh lebih rendah dibandingkan dengan peer-nya yang rata-rata industri yang berada di level bruto 2,55 persen
Sementara itu, untuk nilai total aset Perusahaan yang dilaporkan sebesar Rp24,2 triliun. Nilai ini meningkat 0,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan nilai di kuartal-I/2023 yaitu Rp24,0 triliun.
Berdasarkan piutang pembiayaan yang dikelola, bisnis BFI Finance masih didominasi oleh produk pembiayaan beragun kendaraan roda empat dan roda dua sebesar 61,7 persen, diikuti dengan pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru sebesar 14,9 persen, pembiayaan alat berat dan mesin 14,7 persen, pembiayaan beragun sertifikat properti 4,5 persen, serta pembiayaan lainnya 4,2 persen.
Gandeng Goto jadi strategi BFI Finance di 2024
Untuk strategi dan arah bisnis tahun 2024, lanjut Sudjono, terdapat pengembangan produk keuangan baru serta optimalisasi produk yang sudah berjalan saat ini sehingga mampu mendukung target pertumbuhan bisnis Perusahaan seiring dengan upaya mengembangkan teknologi terkini.
Hal ini tentu mendukung pengembangan bisnis Perusahaan yang berbasis teknologi end-to-end dan berkelanjutan. “Nilai tercatat untuk intangible asset atau aset tak berwujud peranti lunak meningkat sekitar 58,4 persen (yoy) dari Rp151,8 miliar menjadi Rp240,4 miliar, di mana biaya ini dikeluarkan untuk mengakselerasi pengembangan teknologi sistem operasional bisnis Perusahaan,” Sudjono.
Akselerasi proses bisnis dan layanan juga mencakup kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai entitas yang salah satunya adalah dengan Grup PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GOTO), untuk pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor bagi para mitra pengemudi Gojek.
“Kami menjalin kemitraan strategis dengan Grup GOTO dalam memberikan kemudahan pembiayaan berjaminan kendaraan bermotor. Kerja sama ini merupakan wujud kepercayaan mitra bisnis guna menyediakan solusi pembiayaan untuk beragam kalangan sehingga memperluas ekosistem pembiayaan BFI Finance,” ujar Sutadi, Direktur Bisnis BFI Finance.