Jakarta, FORTUNE - PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) meraup Laba setelah pajak sebesar Rp1,12 triliun hingga kuartal ketiga 2024, capaian itu turun tipis bila dibandingkan dengan kuartal III-2023 yang senilai Rp1,18 triliun.
Direktur Keuangan BFI Finance, Sudjono berdalih bahwa aktivitas perekonomian global dan domestik yang mengalami perlambatan menjadi penyebab.
"Fenomena El Nino yang berimbas pada inflasi bahan makanan yang mengurangi daya beli masyarakat, sektor investasi yang tertekan karena faktor geopolitik dan perlambatan ekonomi baik global maupun domestik, serta adanya transisi pemerintahan baru, yang membuat investor cenderung menunggu kepastian," jelas Sudjono melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa (29/10).
Pembiayaan baru BFI Finance capai Rp14,2 triliun
Meski demikian, pada bulan ke sembilan tahun 2024, BFI Finance telah membukukan total aset sebesar Rp24,1 triliun. Nilai aset ini terkontribusi dari total piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) sebesar Rp23,0 triliun, atau mengalami kenaikan sebesar 5,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Adapun, realisasi pembiayaan baru hingga September 2024 dilaporkan mencapai Rp14,2 triliun, atau bertumbuh sebesar 19,1 persen secara quarter-on-quarter (qoq).
Perusahaan juga turut melaporkan bahwa nilai piutang dikelola untuk sektor produktif dengan pembiayaan modal kerja dan investasi tercatat sebesar Rp17,9 triliun. Capaian angka ini mencatat kenaikan sebesar 4,1 persen secara tahunan (yoy) dan mengambil porsi paling besar, yakni 77,8 persen dibandingkan sektor konsumtif atau multiguna.
Peningkatan penyaluran pembiayaan ini juga diimbangi secara dengan kecakapan Perusahaan menjaga tingkat pembiayaan macet. Per 30 September 2024, rasio non-performing financing (NPF) berada di level bruto 1,42 persen dan level neto 0,27 persen dengan rerata industri pembiayaan berada di posisi 2,66 persen per 31 Agustus 2024. Hal ini menandakan Perusahaan melanjutkan tren dengan rasio NPF yang jauh lebih baik dibandingkan NPF rerata industri.
“Kami berhasil menjaga tingkat NPF konsisten di bawah level 1,5 persen dan menyediakan cadangan yang mencapai 2,6 kali dari NPF Perusahaan, guna mengantisipasi potensi penurunan nilai di masa depan," kata Sudjono.
Selain itu, Perusahaan juga menjaga gearing ratio yang sangat sehat, yakni sebesar 1,1 kali, jauh di bawah rata-rata industri 2,3 kali.
"Dengan berbagai langkah strategis dan kelolaan manajemen risiko yang apik, kami tetap dapat menyalurkan pembiayaan sembari menjaga kualitas kredit di tengah persaingan pasar dan dinamika perekonomian saat ini,” ujar Sudjono.
BFIN luncurkan obligasi, ini alokasinya
Berdasarkan piutang dikelola, bisnis Multifinance dengan kode saham BFIN ini masih didominasi oleh pembiayaan berjaminan kendaraan roda empat dan roda dua (60,3 persen), diikuti dengan pembiayaan untuk pembelian unit kendaraan roda empat bekas dan baru (15,8 persen), pembiayaan alat berat dan mesin (15,1 persen), pembiayaan jaminan sertifikat properti (4,7 persen), serta pembiayaan berbasis syariah dan lainnya (4,1 persen).
“Langkah positif yang dilakukan pemerintah pada kuartal tiga kemarin seperti penurunan suku bunga acuan serta inflasi yang terus dikelola agar terjaga stabil diharapkan mendorong stimulus pertumbuhan hingga akhir tahun," katanya.
Performa positif juga dapat dilihat pada Imbal Hasil Rata-Rata atas Aset (RoAA) dan Imbal Hasil Rata-Rata atas Ekuitas (RoAE) Perusahaan yang masing-masing menempati posisi 7,7 persen dan 15,1 persen per September 2024. Raihan posisi ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata peers lainnya, yang masing-masing berada di posisi 5,3 persen dan 14,5 persen menurut data dari OJK per Agustus 2024.
Menutup kuartal tiga, Perusahaan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 dengan nilai sebesar Rp600 miliar dengan rating ‘AA-(idn)’. Penerbitan ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan VI dengan target dana mencapai Rp6 triliun.
Alokasi dana hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan sepenuhnya untuk modal kerja dalam pembiayaan investasi, modal kerja, dan multiguna, kecuali untuk pembiayaan berbasis syariah.
Dari sisi perluasan layanan, tahun 2024 juga menjadi tahun istimewa di mana BFI Finance memberikan lebih banyak ragam pembiayaan untuk masyarakat. Salah satunya adalah saat ini tersedia kredit pembelian rumah seken di Jabodetabek, lewat kerja sama Perusahaan dengan salah satu situs penjualan rumah terkemuka.