Jakarta,FORTUNE- Lembaga riset milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Housing Finance Center (HFC) melaporkan, harga rumah secara nasional mengalami kenaikan tertinggi sejak pandemi atau pada kuartal III-2022. Bahkan, rumah di bawah Rp2 miliar menjadi penyumbang terbesar kenaikan akibat laris diburu masyarakat.
Direktur Consumer Bank BTN Hirwandi Gafar mengatakan kenaikan harga rumah tersebut menjadi merefleksikan peningkatan permintaan rumah di masyarakat.
“Kami menilai kondisi ini akan bertahan hingga akhir tahun sejalan dengan insentif PPN DPT dari Pemerintah untuk rumah di bawah Rp2 miliar. Kondisi ini akan menjadi momentum pertumbuhan positif bagi Bank BTN,” kata Hirwandi melalui keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Kamis (16/11).
Index harga rumah naik 8,7%
Riset HFC menunjukkan, indeks harga rumah (House Price Index/HPI) untuk kuartal III-2023 mencapai 211,9 atau mengalami pertumbuhan tertinggi setelah pandemi sebesar 8,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Kenaikan didorong oleh rumah dengan ukuran besar atau Tipe 70 dengan harga berkisar Rp500 juta hingga Rp1 miliar yang mencatatkan kenaikan sebesar 12 persen (yoy) pada kuartal III-2023.
Riset ini juga menyebutkan kenaikan harga rumah tersebut juga disumbang oleh rumah ukuran kecil atau tipe 36 dengan harga di bawah Rp350 juta. HFC mencatat harga rumah tipe 36 tumbuh 8,4 persen (yoy).
Jawa Barat dominasi pengajuan KPR Rumah di bawah Rp2 miliar
Sementara itu, berdasarkan data Bank BTN, komposisi penyaluran KPR untuk harga di bawah Rp2 miliar paling banyak di Provinsi Jawa Barat atau sekitar 44 persen.
Kemudian, penyaluran KPR terbanyak disusul Provinsi Jawa Timur, Banten, dan Jawa Tengah. Untuk luar Pulau Jawa, pada pulau Sumatera, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan dan Sumatera Utara menduduki posisi tertinggi untuk penyaluran KPR di Bank BTN.
"Untuk provinsi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di luar Pulau Jawa yakni Kalimantan Tengah, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur,” rinci Hirwandi.
Selama delapan bulan pertama tahun ini, Bank BTN juga telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) baik Subsidi maupun Non-Subsidi sebesar Rp27,5 Triliun atau tumbuh 17,9 persen (yoy).
Kenaikan tersebut tercatat masih berada di atas rata-rata industri. Berdasarkan data Bank Indonesia, KPR secara nasional tumbuh 12,3 persen (yoy) di September 2023, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya atau per Juni 2023 sebesar 10,6 persen (yoy).
Dengan demikian, Kresna Hutabarat, analis Mandiri Sekuritas dalam risetnya mempertahankan rekomendasi beli untuk Bank BTN dengan target price Rp1.800. Kresna memproyeksikan laba bersih BBTN di tahun 2023 dapat menyentuh Rp3,37 Triliun atau tumbuh 10,7 persen dari periode tahun sebelumnya. Dengan asumsi tersebut, ROAE diperkirakan dapat mencapai 12 persen di tahun ini.