Jakarta, FORTUNE - Masyarakat semakin menikmati efisiensi biaya transfer antarbank Rp2.500 melalui BI-Fast yang disediakan Bank Indonesia (BI). Hal tersebut tecermin dari makin meningkatnya jumlah transaksi via infrastruktur sistem pembayaran tersebut.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan jumlah transaksi BI-Fast hingga triwulan II-2022 mencapai 87 juta kali dengan nilai hingga Rp339 triliun.
"Itu jauh lebih tinggi dari jumlah transaksi pada triwulan I-2022 yang mencapai Rp139 triliun," kata Perry pada konferensi pers virtual hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin Sore (1/8).
BI incar transaksi Rp1.782 triliun pada akhir 2022
Dengan pencapaian tersebut, bank sentral memproyeksikan jumlah transaksi BI-FAST untuk keseluruhan 2022 akan mencapai 459 juta kali dan target nilainya mencapai Rp1.782 triliun.
Tentunya, target tersebut lebih tinggi dari yang telah dicanangkan sebelumnya senilai Rp811 triliun. Seperti diketahui, BI-FAST adalah infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran secara real-time, aman, dan efisien.
BI berkomitmen perkuat kebijakan sistem pembayaran
Dalam kesempatan sebelumnya, Perry menyatakan bahwa BI terus memperkuat kebijakan sistem pembayaran guna meningkatkan efisiensi biaya, memudahkan transaksi keuangan, dan aktivitas perekonomian masyarakat.
Hal ini dilakukan dengan berbagai upaya seperti memperpanjang masa berlaku Merchant Discount Rate (MDR) QRIS untuk peritel kategori Usaha Mikro sebesar 0 persen hingga 31 Desember 2022. Selain itu, BI juga melanjutkan masa berlaku kebijakan tarif SKNBI sebesar Rp1 dari BI ke bank dan maksimum Rp2.900 dari bank kepada nasabah sampai 31 Desember 2022.
BI juga memperluas ekosistem dan fitur QRIS termasuk QR antarnegara menggunakan mata uang lokal, dan memastikan operasionalisasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) berjalan lancar.