Mandiri Institute: Belanja Masyarakat Sudah Pulih ke Level Pra-Pandemi

Pandemi mengubah pola belanja masyarakat.

Mandiri Institute: Belanja Masyarakat Sudah Pulih ke Level Pra-Pandemi
Pengunjung di pusat perbelanjaan, Denpasar, Bali, Selasa (10/8/2021). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Survei Mandiri Institute mencatat, belanja masyarakat Indonesia sudah mulai pulih pada akhir kuartal-III 2021 seiring diberlakukannya relaksasi PPKM. 

Head of Mandiri Institute, Teguh Yudo Wicaksono bahkan menyatakan, belanja masyarakat kembali meningkat mulai awal Agustus 2021. Bahkan, saat ini belanja sudah kembali ke level periode pra pandemi. 

"Dibanding kuartal II- 2021, belanja masyarakat pada kuartal III-2021 mengalami kontraksi sebesar 19 persen kuartal to kuartal. Namun, terhadap kuartal yang sama tahun lalu, belanja masyarakat meningkat sebesar 8 persen (yoy)," kata Teguh melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin (1/11).

 

Pandemi mengubah pola belanja masyarakat

Teguh menambahkan, selama pandemi belanja terkait kesehatan (Medical) mengambil porsi cukup besar, sementara belanja terkait dengan fesyen menjadi lebih kecil. 

Secara umum, data menunjukkan adanya sinyal pemulihan di tengah penurunan kasus COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi dapat dicapai, di mana salah satu faktor kuncinya adalah program vaksinasi nasional yang semakin masif dan merata. 

Menurutnya, tantangan terbesar adalah mempertahankan keseimbangan minat belanja ke depan. Monitoring mobilitas, kasus dan kondisi ekonomi secara reguler dan mutakhir juga masih diperlukan. Selain itu, distribusi vaksin dan proses tes dan tracing agar dilakukan lebih baik dan cepat dengan biaya PCR/antigen yang lebih terjangkau juga cukup mempengaruhi daya beli masyarakat.

Pulihnya aktivitas ekonomi

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) beberapa waktu lalu juga menyatakan, pulihnya aktivitas ekonomi tercermin pada perkembangan beberapa indikator dini. 

Hingga September 2021 beberapa indikator telah menunjukkan perbaikan, antara lain Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur kembali berada pada zona ekspansif di level 52,2. KSSK memandang, meningkatnya mobilitas penduduk terlihar dari indeks belanja masyarakat, penjualan kendaraan bermotor, penjualan semen, hingga konsumsi listrik sektor industri dan bisnis. Sementara itu, laju inflasi terkendali di level 1,66 persen (yoy).

Proyeksi ekonomi RI tumbuh 4,5% di 2021

Pada kesempatan lain, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2021bisa mencapai 4,5 persen (yoy). Darmawan menjelaskan, pendukung utama pemulihan ekonomi ialah pertumbuhan kredit nasional seiring dengan pelonggaran PPKM. 

"Akselerasi pertumbuhan produk domestik bruto di triwulan keempat akan membawa pertumbuhan ekonomi tahun 2021," kata Darmawan pada konfrensi video paparan kinerja Bank Mandiridi Jakarta, Kamis (28/10). 

Pihaknya pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III-2021 akan bertengger pada level 3,5 persen (yoy).

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

Most Popular

WTO Buktikan Uni Eropa Diskriminasi Minyak Sawit Indonesia
Daftar 10 Saham Blue Chip 2025 Terbaru
Selain Bukalapak, Ini 7 e-Commerce yang Tutup di Indonesia
Israel Serang Gaza Usai Sepakat Gencatan Senjata, 101 Warga Tewas
Suspensi Saham RATU Resmi Dicabut, Jadi Top Gainers
Mengapa Nilai Tukar Rupiah Bisa Naik dan Turun? Ini Penyebabnya