Jakarta, FORTUNE - PT Bank Permata Tbk (Permata Bank) meraup laba bersih sebesar Rp2,8 triliun atau melonjak 30,1 persen year-on year (yoy). Peningkatan laba itu didorong oleh penyaluran kredit yang masih kuat hingga digitalisasi bisnis pasca penguatan kolaborasi dengan Bangkok Bank melalui pergantian logo.
“Permata Bank untuk terus berkembang kuat dan tangguh di tengah ketidakpastian dalam ekonomi global dan iklim politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang dinamis. Hal ini juga tidak lepas dari komitmen dan kolaborasi yang dibangun oleh Permata Bank bersama mitra,” kata Meliza M. Rusli selaku Direktur Utama Permata Bank melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Jumat (25/10).
Melalui penerapan manajemen biaya yang disiplin serta adaptasi cara kerja digital yang lebih agile, Bank berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang semakin baik menjadi 48,9 persen pada September 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 49,2 persen.
Ditopang korporasi & konsumer, kredit Permata Bank naik 8,6%
Di sisi lain, Penyaluran kredit yang dilakukan Permata Bank masih naik 8,6 persen (yoy) menjadi Rp150,8 triliun. Pencapaian itu dikontribusikan dari pertumbuhan penyaluran kredit kepada segmen korporasi, komersial dan konsumer.
Meski naik tinggi, kedisiplinan Bank dalam menerapkan optimalisasi neraca secara berkelanjutan berdampak positif pada rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 81,6 persen di bulan September 2024 dibandingkan 75,6 persen pada September 2023.
Konsistensi dalam menerapkan pengelolaan kualitas aset dan portofolio kredit juga dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian tercermin dalam rasio gross NPL dan Loan at Risk (LAR) bank pada September 2024 yang membaik masing-masing pada level 2,1 persen dan 8 persen, turun dibandingkan pada level 2,9 persen dan 9,4 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 381 persen dan 97 persen. Upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset tetap dilakukan Bank dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah.
Aset Permata Bank naik tipis 1,1%
Untuk total aset dari Permata Bank hanya tipis sebesar 1,1 persen menjadi Rp254,6 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah meningkat menjadi Rp 183,3 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2024, diiringi rasio CASA yang terjaga di level 55,1 persen.
“Momentum Kuartal Tiga 2024 ini adalah sebuah langkah menuju pertumbuhan bisnis yang lebih baik serta mengedepankan inovasi pada layanan dan produk Permata Bank seiring dengan transformasi logo yang mencerminkan ketangguhan, kekuatan dan kebijaksanaan sehingga citra Bank menjadi lebih kohesif menciptakan kemitraan dengan komitmen bersama antara Permata Bank dan Bangkok Bank,” kata Meliza.
Meliza menyatakan, rasio permodalan Permata Bank saat ini merupakan salah satu yang terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 Bank tercatat masing-masing sebesar 33,2 persen dan 25,5 persen pada Kuartal III 2024. Hal ini menjadi pondasi yang kuat untuk prospek pertumbuhan usaha yang lebih luas dan berkelanjutan di masa depan, baik secara organik maupun anorganik.