Jakarta, FORTUNE - Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku masyarakat selama 2 tahun lebih. Di satu sisi, pandemi telah membatasi interaksi fisik dan sosial. Namun, pandemi juga mendorong penyerapan teknologi digital dalam kehidupan sehari-hari hingga saatnya menuju endemi.
Sebagai perusahaan asuransi yang fokus pada nasabah, Zurich terus belajar dan menyiapkan strategi untuk memahami nasabah dan meningkatkan penetrasi asuransi di masyarakat.
“Strategi CX (Customer Experience) kami adalah membangun hubungan yang bermakna dengan nasabah – dengan prinsip-prinsip yang humanis dan pengalaman berasuransi yang lancar," kata Chief Customer and Marketing Officer Zurich Asuransi Indonesia Kevin McQuillan melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis (2/6).
Pandemi buat masyarakat semakin memahami pentingnya proteksi
Survei yang dilakukan Zurich (2021) mengungkapkan budaya kebersamaan tetap menjadi akar kuat dari masyarakat Indonesia meski dalam pembatasan sosial karena pandemi.
Namun, teknologi digital kini juga memegang peran kunci karena ekspektasi nasabah telah bergeser akibat kemudahan yang diberikan layanan digital selama ini.
"Dengan lebih berfokus untuk memahami Nasabah, kami dapat menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” tambah Kevin.
Hal senada juga disampaikan oleh Annisa Steviani, seorang Certified Financial Planner. Ia mengungkapkan, dalam merencanakan keuangan termasuk membeli asuransi, konsumen saat ini mencari solusi yang makin tepat dan lebih nyaman untuk bertatap muka demi memastikan kebutuhan personalnya.
"Apalagi, setelah lebih dari dua tahun pandemi, kini masyarakat semakin sadar akan pentingnya memiliki partner yang mendampingi mereka untuk proteksi diri dan keluarga," jelas Annisa.
Pendekatan Zurich terhadap Nasabah juga tecermin pada semangat kebersamaan yang tertuang lewat kampanye #BarengJadiLebih. Lewat kampanye ini, Zurich ingin menonjolkan bagaimana asuransi hadir untuk menjadi mitra tepercaya dan sahabat yang dapat membantu masyarakat menjadi lebih kuat pada masa-masa sulit.
Level penetrasi asuransi di RI baru 3,18%
Sementara itu, penetrasi atau perbandingan pengguna asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia masih rendah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahkan mencatat penetrasi asuransi di Indonesia pada 2021 baru mencapai 3,18 persen. Level tersebut terdiri dari penetrasi asuransi jiwa 1,19 persen, asuransi umum 0,47 persen, asuransi sosial 1,45 persen, dan asuransi wajib 0,08 persen.