Jakarta, FORTUNE - Jumlah nasabah superkaya di PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hingga akhir 2024, jumlahnya telah mencapai 206.000 orang.
Hal tersebut diungkapkan Direktur BCA, Haryanto T Budiman, dalam acara Fortune Summit 2025 yang digelar di The Westin Hotel Jakarta, (6/2). Dia menjelaskan bahwa kategori Nasabah Kaya di BCA terbagi dua, yakni Prioritas dan Solitaire.
“Kalau prioritas itu angkanya 200.000 nasabah, kalau angka solitaire mendekati 6.000 nasabah. Itu adalah yang namanya benar-benar premium customer kita,” kata Haryanto.
Nasabah premium topang bisnis DPK BCA
Ia mengatakan bahwa keberadaan nasabah premium turut menopang segmen bisnis dari dana pihak ketiga (DPK) Perbankan.
“Mungkin segmen premium ini tidak terlalu besar jumlahnya, tapi kontribusinya terhadap DPK, profit dari satu perusahaan, itu pasti yang paling besar. Jadi rumus 80-20 itu sudah pasti sangat relevan dalam hal ini,” kata Haryanto.
Hingga akhir 2024 saja, nilai DPK BCA mencapai Rp924 triliun atau tumbuh 4,4 persen (yoy). Di sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi sekitar 82 persen dari total DPK
Total jumlah nasabah BCA lebih dari 41 juta
Berdasarkan jumlahnya, rekening nasabah BCA per Desember 2024 telah mencapai lebih dari 41 juta, atau tumbuh dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. Haryanto mengatakan segmen lain di luar Prioritas dan Solitaire adalah high net worth individual dan affluent.
“High net worth mungkin di kisaran 40.000 orang, kemudian kalau nasabah affluent sekitar 300.000 orang,” ujar Haryanto.
Dengan semakin banyak nasabah yang betah menyimpan dana jumbo itu, ekosistem bisnis dan transaksi jelas akan dapat terus bergerak sehingga mendorong pendapatan non-bunga bank.