Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator terus mendorong percepatan transformasi digital di industri perbankan, terutama di Bank Perekonomian Rakyat/Syarish (BPR/BPRS).
Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten, Robert Akyuwen mengatakan, transformasi digital dalam industri jasa keuangan sejalan dengan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) dan roadmap tematik lainnya.
"Salah satu fokusnya adalah pada industri BPR/BPRS, di mana langkah-langkah berikut ditekankan. Pertama, memperkuat infrastruktur teknologi informasi (TI) yang diperlukan untuk mendukung penerapan digitalisasi dalam perbankan syariah," kata Robert melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (30/5).
Fokus kedua yang harus dijalankan industri BPRS ialah menyusun kebijakan yang mendukung langkah transformasi. Dan ketiga ialah mendorong penggunaan platform yang sama untuk mempermudah integrasi. Serta fokus keempat ialah mendorong pengembangan modul pendanaan dan pembiayaan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akad syariah.
Buah transformasi digital, Hijra Bank catat pertumbuhan 200%
Salah satu contoh transformasi digital yang dilakukan BPRS ialah Hijra Bank yang menjadi satu-satunya BPRS yang telah memiliki mobile banking.
Oleh karena itu, Ia menilai Hijra Bank dapat menjadi trigger yang baik untuk memacu pertumbuhan digitalisasi di perbankan syariah, terutama di BPRS Indonesia.
Hijra Bank sendiri baru diluncurkan sekitar enam bulan lalu dengan konsep seluruhnya menggunakan digital—mulai dari layanan, produk, serta operasionalnya. Namun, Hijra Bank mencatatkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan pengguna lebih dari 200 persen, yang mana kebanyakan penggunanya dari generasi milenial dan gen-Z.
Pertumbuhan yang kami alami selama enam bulan terakhir merupakan upaya kami untuk terus membuktikan bahwa BPR/BPRS juga mampu bertahan, bahkan mencapai kejayaan, di era digital seperti sekarang," ungkap Co-Founder Hijra Dima A. Djani.
Pertumbuhan pengguna Hijra Bank juga sejalan dengan peningkatan transaksi yang signifikan melalui platform digital Hijra Bank. Angka tersebut telah melampaui tiga kali lipat sejak peluncurannya pada Desember 2022.
Hasilnya, kinerja keuangan perusahaan juga menunjukkan tren positif. Pada akhir tahun 2022, pertumbuhan pembiayaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga laba Hijra Bank hampir mencapai 200 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun pembiayaan meningkat, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga mengalami perbaikan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan yang disalurkan oleh Hijra Bank mengalami peningkatan yang positif.
Sementara itu, Pakar Keuangan Islam dan Deputi Komisioner OJK 2014-2017 Mulya Effendi Siregar menambahkan, tantangan yang mesti dihadapi Hijra Bank dan perbankan syariah lainnya saat ini adalah mencari bagaimana transformasi digital menjadi identitas baru bagi seluruh perbankan syariah di Indonesia, terutama BPRS.
“Perbankan syariah saat ini belum memiliki diferensiasi model jika dibandingkan perbankan pada umumnya. Upaya yang dilakukan OJK dan Hijra Bank ini mesti menjadi peluang untuk menciptakan para pelaku industri perbankan syariah untuk mengambil root perbankan syariah yang unik dan tidak mungkin bisa diikuti oleh perbankan konvensional," kata Mulya Effendi.
Digitalisasi Koperasi, PWRI Gandeng Netzme Luncurkan DigiKop
Disisi lain, proses transformasi digital juga dilakukan oleh Koperasi Jasa Wredatama Mandiri Nusantara dengan melakukan soft launching platform Koperasi Digital Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) yang bernama “DigiKop PWRI”.
Platform ini memiliki tujuan utama untuk membantu meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN), yang saat ini telah mencapai 2,9 juta pensiunan serta tergabung dalam PWRI.
Platform DigiKop PWRI dikembangkan atas inisiasi bersama perusahaan penyedia jasa solusi sistem pembayaran digital PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme) yang sudah dimulai pada 31 Agustus 2022 lalu.
CEO Netzme, Vicky G. Saputra mengatakan, DigiKop PWRI dirancang dengan interface yang sederhana dan user-friendly tanpa mengurangi kegunaan fitur-fitur unggulannya, sehingga mudah digunakan terutama oleh para pensiunan.
"Melalui platform ini kami mengharapkan bisa membantu pemberdayaan para Pensiunan secara lebih baik dan mandiri serta berkelanjutan,” tambah Vicky.
Soft Launching platform DigiKop PWRI ini, juga bertepatan dengan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang diperingati setiap tanggal 29 Mei, sebagai salah satu bentuk penghargaan dan apresiasi nyata terhadap kontribusi para orang lanjut usia (lansia) di Indonesia.
Pengguna pada platform DigiKop PWRI di bagi menjadi 4 kategori, Kategori 1 (Guest) Pengguna yang baru mengunduh aplikasi PWRI, belum bisa menggunakan fitur. Serta untuk kategori 2 (Basic) Pengguna yang sudah mendaftarkan akunnya. Pengguna ini sudah bisa menggunakan beberapa fitur seperti top up saldo uang elektronik, dan PPOB (Pulsa, Data, PLN, PDAM, dan lainnya)
Sementara itu, untuk kategori 3 ialah anggota PWRI yang mana pengguna sudah terverifikasi sebagai anggota atau anggota keluarga PWRI. Pengguna bisa menggunakan semua fitur kecuali pembiayaan dan fitur koperasi. Sedangkan untuk kategori 4 ialah anggota DigiKop PWRI yang mana pengguna yang sudah terverifikasi sebagai anggota koperasi dan sudah membayar simpanan pokok dan wajib. Bahkan aplikais tersebut bisa menggunakan semua fitur, termasuk semua fitur layanan koperasi secara penuh.