Pahami P5 dalam Kurikulum Merdeka, Jadi Pedoman Untuk Siswa

Ini contoh dari penerapan P5.

Pahami P5 dalam Kurikulum Merdeka, Jadi Pedoman Untuk Siswa
ilustrasi penggunaan ICT dalam dunia pendidikan (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - P5 merupakan singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek P5 dapat membantu siswa untuk lebih kooperatif dan kolaboratif dalam pembelajaran 

Berdasarkan Peraturan Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Pelaksanaan P5 dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. 

Projek tersebut dirancang terpisah dari intrakurikuler. Tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan dapat melibatkan masyarakat dan/atau dunia kerja untuk merancang dan menyelenggarakan projek penguatan profil pelajar Pancasila.

Contoh penerapan P5

Anak-anak sekolah mengenakan kacamata realitas virtual di sekolah di kelas ilmu komputer. Shutterstock/ Halfpoint.

Profil Pelajar Pancasila dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap pelajar melalui budaya sekolah, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Berikut ini contoh penerapan dalam kehidupan di sekolah. 

1. Budaya sekolah

Sebagai bagian dari budaya sekolah, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan ke dalam iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah.

2. Pembelajaran intrakurikuler

Sebagai bagian dari pembelajaran intrakurikuler, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, atau materi atau topik pembelajaran sudah menginkorporasikan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila di dalamnya.

3. Pembelajaran kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila)

Sebagai bagian dari pembelajaran kokurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila dijadikan pilihan untuk menjadi tujuan dan capaian dalam kegiatan projek dijalankan. Dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dipilih untuk menjadi fokus tujuan kegiatan juga kemudian menjadi dasar pelaksanaan asesmen projek. Ketahui lebih lanjut.

4. Pembelajaran ekstrakurikuler

Sebagai bagian dari pembelajaran ekstrakurikuler, 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila diintegrasikan dalam kegiatan pengembangan minat dan bakat.

Dimensi pelajar pancasila

Dok. Shutterstock/Travelpixs

Profil Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya. Berikut keenam dimensi tersebut, beserta elemennya. 

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia 

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Siswa harus memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. 

Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, yaitu akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

2. Berkebinekaan Global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. 

Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi:

- Mengenal dan menghargai budaya;
- Kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama
- Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

3. Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari, kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi, serta regulasi diri.

4. Bergotong royong

Pelajar Indonesia juga harus memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

5. Bernalar kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. 

Elemen-elemen dari bernalar kritis antara lain. 

- Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
- Menganalisis dan mengevaluasi penalaran,
- Merefleksikan pemikiran dan proses berpikir, dan
- Mengambil keputusan.

6. Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari. 

- Menghasilkan gagasan yang orisinal. 
- Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina