Jakarta, FORTUNE - Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau Paylater di perbankan ramai diminati masyarakat antara lain seperti produk milik Bank Mandiri dan BCA.
Direktur Teknologi Informasi Bank Mandiri, Timothy Utama menyatakan lini bisnis paylater miliknya yang tersematkan dalam aplikasi Livin' masih tumbuh signifikan hingga akhir 2024.
"Jumlah pengguna Livin' paylater sudah mencapai lebih dari 160 ribu, atau pertumbuhan 23 persen dibandingkan kuartal sebelumnya," kata Timothy dalam Paparan Kinerja Keuangan 2024 Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (5/2).
Meski pengguna meningkat tajam, pihaknya memastikan kualitas kredit masih tetap terjaga sehat dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang masih jauh di bawah NPL industri. Secara keseluruhan, NPL dari bank dengan kode saham BMRI ini tercatat di level 0,97 persen pada akhir 2024.
Pengguna paylater BCA lebih dari 150 ribu
Di sisi lain, kinerja moncer paylater BCA juga masih mengalami peningkatan. Bank swasta ini mencatatkan jumlah pengguna paylater lebih dari 150 ribu hingga September 2024.
Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyatakan, jumlah pengguna paylater naik 183 persen dibandingkan dengan posisi Desember 2023.
"Secara outstanding, paylater BCA telah mencapai Rp308 miliar per September 2024, tumbuh 169 persen dibandingkan posisi Desember 2023,” kata Hera.
Seperti diketahui, paylater Bank Mandiri dan BCA baru diluncurkan pada akhir 2023 dan awal 2024 dengan limit pinjaman Rp1 juta hingga Rp20 juta.
Nilai total paylater bank dan pinjol capai Rp30,36 triliun
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang paylater warga di bank & pinjol mencapai Rp30,36 triliun hingga akhir 2024.
Untuk utang paylater warga di perusahaan pembiayaan atau Fintech peer to peer lending nilainya mencapai Rp8,59 triliun atau mengalami pertumbuhan 61,90 persen (yoy). Sementara itu, baki debet kredit BNPL di perbankan juga tumbuh 42,68 persen yoy menjadi Rp21,77 triliun.