Penghasilan di Bawah Rp5 Juta Sulit Menabung, Rentan Terjerat Pinjol

Ini dua aspek yang buat masyarakat tergoda pinjol ilegal.

Penghasilan di Bawah Rp5 Juta Sulit Menabung, Rentan Terjerat Pinjol
Pekerja menghitung uang Tunjangan Hari Raya (THR) yang diterimanya di pabrik rokok PT Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (19/4). (ANTARAFOTO/Yusuf Nugroho)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Sebanyak 42 persen karyawan Indonesia dengan penghasilan kurang dari Rp5 juta per bulan sulit atau tidak mampu menabung atau berinvestasi. Hal tersebut tertuang dalam penelitian yang dilakukan oleh GajiGesa bersama dengan Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) pada akhir 2022.

Di sisi lain, dengan makin maraknya tawaran pinjaman online tentu tak sedikit masyarakat yang tergoda untuk meminjam di platfrom fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol). Bahkan, di antara masyarakat berpenghasilan rendah tersebut dianggap rawan terjerat pinjol illegal.

Sejak tahun 2018, hampir 7.000 pinjol ilegal dan investasi ilegal telah dihentikan oleh Satgas Waspada Investasi. "Namun, jumlah kasus pinjol ilegal yang ditangani SWI justru meningkat hampir dua kali lipat pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Peneliti Center of Digital Economy and SMEs INDEF, Izzudin Al Farras melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (11/9).

Ini dua aspek yang buat masyarakat tergoda pinjol ilegal

ilustrasi emergency contact di pinjol (unsplash.com/Icons8 Team)

Maraknya pinjaman online ilegal pada usia muda, lanjut Izzudin, disebabkan dua aspek utama yakni kesenjangan antara tingkat literasi dan inklusi keuangan serta tingginya penetrasi internet pada penduduk usia muda.

“Pada tahun 2022, Inklusi keuangan mencapai 85,1 persen dan literasi keuangan baru menjacapi 49,7 persen. Artinya, terdapat jarak antara inklusi dan literasi keuangan sebesar 35,4 persen,” kata Izzudin.

Selain itu, menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), saat ini sebanyak 97,1 persen penduduk berumur 19 – 34 tahun telah terkoneksi internet. Hal tersebut membuat Masyarakat khususnya anak muda mudah untuk menjangkau pinjaman online. Untuk itu, menurutnya Pemerintah perlu mengatur strategi publikasi yang massif terkait pinjaman online legal dan pinjaman online illegal agar meningkatkan literasi di masyarakat.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

IDN Channels

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Beban Kerja Tinggi dan Gaji Rendah, Great Resignation Marak Lagi
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil