Penyaluran Paylater Melonjak 47,81 Persen, Ada yang Macet?

NPF paylater berada pada level 3,07 persen.

Penyaluran Paylater Melonjak 47,81 Persen, Ada yang Macet?
Ilustrasi Paylater. (123rf)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Skema pembiayaan buy now, pay later (BNPL) atau biasa disebut sebagai Paylater saja semakin diminati masyarakat Indonesia. Hal itu tecermin pada data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mencatat naiknya penyaluran paylater pada industri multifinance sebesar 47,81 persen secara year-on-year (yoy) pada Juni 2024. 

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menjelaskan pertumbuhan paylater pada Juni lalu lebih tinggi dibandingkan dengan kinerjanya pada Mei yang tumbuh 37,61 persen. 

"Pembiayaan paylater hingga pertengahan tahun masih tinggi, mencapai Rp7,24 triliun," kata Agusman dalam acara konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) OJK di Jakarta, Senin Sore (5/8).

NPF paylater pada level 3,07 persen

Ilustrasi Debt Collector/ Shutterstock Andrey Povpov

Dengan nilai pembiayaan yang cukup tinggi, level pembiayaan macet atau non performing finance (NPF) paylater pada Juni 2024 masih terjaga pada level 3,07 persen atau dalam kondisi melandai jika dibandingkan degan posisi Mei 2024 yang mencapai 3,22 persen. 

Meski demikian, Agusman mengatakan pembiayaan macet paylater masih lebih tinggi dibandingkan dengan total NPF gross secara industri yang mencapai 2,80 persen. Kondisi itu masih dinilai wajar seiring terjadinya peningkatan pada sisi pengguna paylater di Indonesia. 

Di sisi lain, bila melihat piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan atau multifinance secara industri, masih terlihat pertumbuhan dengan capaian 10,72 persen (yoy) pada Juni 2024 menjadi Rp492,17 triliun. Pembiayaan ini didukung oleh segmen modal kerja yang meningkat sebesar 11,46 persen (yoy). 

Penyaluran kredit fintech naik 26,73 persen

ilustrasi emergency contact di pinjol (unsplash.com/Icons8 Team)

Kemudian, pada industri fintech peer-to-peer (P2P) lending, terjadi peningkatan outstanding pembiayaan senilai Rp66,79 triliun pada Juni 2024 atau meningkat 26,73 persen (yoy). 

Kondisi itu sejalan dengan tingkat risiko Kredit macet secara agregat (TWP90) dalam kondisi terjaga pada posisi 2,79 persen atau membaik bila dibandingkan dengan posisi Mei 2024 yang mencapai 2,91 persen.

Magazine

SEE MORE>
Investor's Guide 2025
Edisi Januari 2025
Change the World 2024
Edisi Desember 2024
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024

IDN Channels

Most Popular

4 Petinggi Erajaya (ERAA) Kompak Mundur, Sahamnya Memerah!
Diskon Tarif Listrik Berandil pada Deflasi 0,76 Persen Januari 2025
Daftar Harga Gas LPG dan Bright Gas Februari 2025
BBRI akan Buyback Saham Rp3 Triliun, Kapan Jadwalnya?
Jadi DPO, Adrian Gunadi Masuk Red Notice Interpol & Paspor Dicabut
GOTO dan Grab Bicarakan Merger pada 2025, Makin Intensif