Perluas Pay Later, DBS Indonesia Luncurkan Kartu Kredit Digibank Black

Tren pay later diyakini bakal tumbuh hingga 72,8% di RI.

Perluas Pay Later, DBS Indonesia Luncurkan Kartu Kredit Digibank Black
Foto Ilustrasi Bank DBS/Dokumen Istimewa
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE– Bank DBS Indonesia bekerja sama dengan Mastercard meluncurkan Kartu Kredit Digital digibank Black. Hal ini sejalan dengan peningkatan tren buy now, pay later (BNPL) atau Pay Later di Indonesia.

Head of Card Business Bank DBS Indonesia Ari Lastina menjelaskan, digitalisasi yang digaungkan oleh Bank DBS Indonesia secara menyeluruh turut meningkatkan adopsi masyarakat akan layanan perbankan digital. 

"Melalui platform digital yang kami sediakan, kami percaya nasabah dapat lebih nyaman dan diuntungkan dengan bertransaksi dengan kartu kredit digibank by DBS," kata Ari melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (28/3). 

Pengajuan skema pay later dapat disetujui dalam 60 detik

Ari menerangkan,  DBS dapat memberikan persetujuan dalam 60 detik, di mana setelah disetujui dan verifikasi sidik jari, nasabah dapat langsung bisa gunakan kartu kredit nya untuk bertransaksi sesuai dengan kebutuhan.  

"Kartu Kredit Digital digibank Black memungkinkan nasabah menggunakan layanan BNPL bunga 0 persen dengan tenor 3 bulan dengan cepat," tambah Ari. 

Selain itu, produk tersebut memiliki keunggulan di mana seluruh transaksi ritel nasabah di merchant manapun di dalam dan luar negeri dapat diubah menjadi skema BNPL.  

Tren pay later diyakini bakal tumbuh hingga 72,8% di Indonesia

Di lansir dari ResearchAndMarkets.com, tren pasar BNPL di Indonesia diprediksi bakal tumbuh hingga 72,8 persen di penghujung 2021 dan akan meningkat di tahun 2022. Hal itu, seiring dengan adanya keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup setelah pandemi, penggunaan BNPL saat ini tidak lagi hanya dalam memenuhi kebutuhan primer. 

Faktanya, tren BNPL sudah mulai menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memenuhi gaya hidup yang serba cepat, yakni berbelanja peralatan elektronik dan kebutuhan fashion, hingga melakukan perencanaan liburan melalui e-commerce.  

Ari menambahkan, sebanyak 30 persen orang telah meningkatkan pengeluaran  online mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tren layanan buy now, pay later (BNPL) dinilainya kian diminati karena dinilai memberikan kemudahan dalam bertransaksi, serta menghadirkan pilihan cicilan yang dapat membantu masyarakat dalam mengatur cash flow. 

Digital banking turut mendorong implementasi pay later

Ari menamnahkan, peningkatan gaya hidup menggunakan alternatif BNPL tak luput dari peranan perbankan digital yang turut mendukung kemudahan transaksi nasabah sehari-hari, terlebih di masa pandemi. 

Hal ini sejalan dengan data Bank Indonesia yang mencatatkan peningkatan nilai transaksi digital banking sebesar 47,08 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp3.877,3 triliun di November 2021. 

Selain itu, Bank DBS Indonesia melihat terjadinya peralihan dari perilaku berbelanja nasabah menuju online di sepanjang tahun 2021. Hal ini terbukti berdasarkan atas data internal DBS yang menemukan kategori transaksi yang paling banyak digunakan saat ini adalah transaksi di merchant online, seperti e-commerce. 

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina