Jakarta, FORTUNE - PT. Bank Permata Tbk (PermataBank) menjalin kerja sama strategis dengan PT Biru Semesta Abadi (Biru) dalam penyediaan pembiayaan senilai Rp100 miliar.
Kerja sama ini merupakan komitmen PermataBank untuk ikut serta dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui dukungan dalam penyaluran kredit kepada UMKM di Indonesia.
Pembiayaan diarahkan ke pemilik waralaba Biru di 43 kota
Lebih khusus lagi, kerja sama pembiayaan ini ditujukan kepada para pemilik waralaba depo air minum Biru, yang tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Retail Banking PermataBank, Djumariah Tenteram mengatakan, pihaknya mengapresiasi kepercayaan Biru kepada PermataBank yang menjadikan bank pertama sebagai kreditur bagi para penerima waralaba.
"Kami berharap kerja sama ini membuka lebih banyak lagi kesempatan bagi nasabah PermataBank dan penerima waralaba Biru untuk merasakan manfaat pembiayaan yang kami fasilitasi," kata Djumariah Tenteram melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa (3/8).
Direktur PT Biru Semesta Abadi, Yantje Wongso menjelaskan, penerima waralaba depo air minum Biru kini tersebar di 43 kota di Indonesia.
Pembiayaan yang difasilitasi oleh PermataBank ini mencakup seluruh biaya pembukaan outlet atau Depo Air Minum Biru, yang didalamnya termasuk biaya waralaba, biaya sewa peralatan, biaya renovasi dan pengadaan tempat.
Sejak diluncurkan pada tahun 2002, Depo Air Minum Biru telah tersebar menjadi 691 outlet di 43 kota di Indonesia. Yantje Wongso bahkan menyebut, pihaknya menargetkan 2.500 outlet pada tahun 2028.
Depo Air Minum BIRU menawarkan konsep modern pabrik air minum yang menjual langsung produk air minum isi ulang di toko di lokasi pabrik, mengutamakan kualitas kesegaran, higienis, dan efisiensi harga yang menjadi nilai lebih bagi konsumen dan juga penerima waralaba.
Kredit PermataBank tumbuh 10% di Kuartal I-2022
Pada kuartal I 2022, PermataBank juga terus melanjutkan komitmennya dalam penyaluran kredit kepada masyarakat yang tumbuh 10 persen secara year on year (yoy) menjadi sebesar Rp129 triliun.
Kredit tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi dan KPR masing-masing sebesar 17,3 persen dan 22,7 persen.
Dalam komitmen ini, PermataBank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan mengingat dampak pandemi yang masih terus berlanjut dan secara tidak langsung telah menyebabkan peningkatan risiko kredit inheren.