Jakarta, FORTUNE - Industri Bank Digital di Indonesia masih menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Para pemain baru juga mulai bermunculan sejak 2019 dan kini jumlahnya mencapai belasan bank.
Sebagai pelaku perbankan digital, Presiden Direktur PT Krom Bank Indonesia Tbk (Krom Bank), Anton Hermawan menyatakan bank digital dituntut untuk memiliki keunikan sendiri guna menggaet Nasabah baru.
“Meskipun pertumbuhan industri bank digital masih berada pada tahap awal, namun kami melihat bahwa bank digital perlu memiliki unique value proposition untuk lebih menarik target market dan unggul di pasar,” kata Anton di Jakarta, Selasa (9/7).
Transaksi bank digital tumbuh 16,15%
Bila dilihat dari data, Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa transaksi perbankan digital pada kuartal I-2024 mengalami peningkatan hingga 16,15 persen secara year on year (yoy). Prospek cerahnya industri perbankan digital juga didorong oleh banyaknya pemain bank digital di Tanah Air.
Tercatat, sejak mulai populer di 2019, jumlah bank digital kini telah mencapai belasan. Selain itu, total simpanan nasabah dalam perbankan digital juga masih kurang dari 1 persen dari total keseluruhan simpanan nasabah dalam industri perbankan pada saat ini. Di tengah tren pertumbuhan tersebut, pelaku industri digital lantas dituntut untuk terus berinovasi dan memiliki nilai tambah yang kompetitif guna menggaet lebih banyak nasabah.
23,4% milenial tertarik dengan bunga tinggi
Lebih lanjut, di industri yang mayoritas digunakan oleh generasi muda ini, bunga deposito tinggi menjadi strategi khas para pelaku industri untuk menggaet para nasabah. Pasalnya, generasi muda cenderung memilih layanan keuangan yang menawarkan tingkat pengembalian yang tinggi. Menurut penelitian dari Populix, 23,4 persen dari generasi milenial dan 14,2 persen dari generasi Z menggunakan layanan keuangan digital karena mereka dapat menikmati suku bunga yang tinggi dan hasil investasi yang pasti.
Di sisi lain, generasi muda juga memiliki kecenderungan memiliki karakter yang selektif dan tidak loyal terhadap satu brand. Menanggapi hal tersebut, Anton menyebutkan bahwa bank digital perlu merancang layanan yang memiliki nilai tambah selain penyediaan bunga deposito yang tinggi, sehingga mampu bersaing di industri.
“Oleh karena itu, Krom Bank tidak hanya menawarkan suku bunga deposito yang tinggi, tetapi juga fokus menghadirkan fleksibilitas fitur dan layanan. Hal ini akan membuat nasabah lebih nyaman bertransaksi dan mengelola keuangan di bank digital serta lebih loyal terhadap layanan kami,” ujar Anton.