Proses Akusisi UOB Group bakal Ubah Peta Bisnis Kartu Kredit

UOB jadi bank dengan aset terbesar ketiga di ASEAN.

Proses Akusisi UOB Group bakal Ubah Peta Bisnis Kartu Kredit
Ilustrasi UOB/ askarim Shutterstock
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - Pasar kartu kredit di wilayah Asia Tenggara atau ASEAN diprediksi bakal berubah usai pelaksanaan akusisi UOB Group terhadap bisnis consumer banking Citi di empat negara sekaligus yakni Indonesia, Malaysia, Thailand dan Vietnam.

Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta bahkan menjelaskan, peta penerbitan kartu kredit juga bakal berubah.

"Secara umum pasti akan merubah posisi penerbit kartu, karena Citi bank selama ini merupakan salah satu penerbit yang cukup baik" kata Steve kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Senin (17/1).

Tak tanggung-tanggung, UOB Group senditi telah membidik 5,3 juta nasabah baru dari hasil akusisi bisnis consumer banking Citi di empat negara tersebut.

UOB jadi bank dengan aset terbesar ketiga di ASEAN

UOB tercatat memiliki potensi nilai aset yang cukup besar untuk bisa meningkatkan pasar di ASEAN. Berdasarkan data Forbes di 2021, Group keuangan asal Singapura ini bahkan mencatatkan aset sebelum akusisi senilai US$ 326,7 miliar atau setara Rp4.680 triliun. Aset UOB tersebut terbesar ketiga di Asia Tenggara setelah OCBC senilai US$394,5 miliar atau setara Rp5.652 triliun dan DBS senilai US$491,9 miliar atau setara Rp7.048 triliun.

Meski demikian, Steve memandang sukses atau tidaknya bisnis UOB kedepan tergantung dari strategi bisnis UOB mengelola nasabah limpahan dari Citi. "Tapi ya kedepan nya (kinerja UOB) tetap tergantung dari proses pasca akuisisi. Apakah mereka bisa me-leverage kondisi asar atau tidak," kata Steve.

UOB yakin proses akusisi tingkatkan pendapatan 1,4 kali

Sementara itu, dalam kesempatan konfrensi pers sebelumnya, Group Chief Financial Officer UOB Lee Wai Fai yakin buah dari akusisi ini bakal meningkatkan pendapatan hingga 1,4 kali. Tak hanya itu, proses akusisi juga bisa meningkatkan bisnis pinjaman mereka hingga 1,2 kali di keempat negara.

"Dengan memperluas bisnis di kawasan Asia Tenggara, UOB menargetkan  pertumbuhan return on equity (ROE) di atas 13 persen pada 2026," kata Lee Wai Fai dalam konfrensi video di Sibgapura, Jumat (14/1).

UOB bakal perkuat digital banking

Dirinya juga menyampaikan, strategi bisnis konsumer UOB termasuk memanfaatkan segmen affluent yang terus meningkat di Kawasan Asia Tenggara. Hal tersebut dilakukan dengan mengakuisisi nasabah melalui platform perbankan digital.

Menurut Lee, UOB TMRW bakal mengambil nasabah dari Citi dan dan memenuhi beragam kebutuhan keuangan mereka melalui pendekatan omni-channel seiring dengan meningkatnya kesejahteraan nasabah.

Dirinya menambahkan, akuisisi ini akan memperluas ekosistem kemitraan UOB dan diharapkan dapat menumbuhkan basis nasabah ritel UOB di empat markets, yang mempercepat pertumbuhan target basis nasabah lima tahun kedepan.

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Mega Insurance dan MSIG Indonesia Kolaborasi Luncurkan M-Assist
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024
Booming Chip Dorong Pertumbuhan Ekonomi Singapura
Pimpinan G20 Sepakat Kerja Sama Pajaki Kelompok Super Kaya
Dorong Bisnis, Starbucks Jajaki Kemitraan Strategis di Cina