Jakarta, FORTUNE - Masyarakat ramai mengeluhkan kelangkaan kartu uang elektronik Flazz milik PT Bank Central Asia Tbk (BCA) di media sosial Twitter. Hal tersebut menyikapi unggahan Tweet dari akun @Lenny_diary yang bercerita pengalamannya ke kantor cabang BCA untuk mengganti Flazz miliknya yang bengkok.
Namun, yang didapat hanya rasa kecewa saat Costumer Service (CS) BCA menginformasikan bahwa belum ada stock Flazz baru dan Ia belum bisa menggantikan kartunya.
"Satpam kasih solusi pakai hairdryer dipanasin sambil ditekuk pelan-pelan hingga kartu tak bengkok lagi," tulis akun @Lenny_diary dikutip di Jakarta, Selasa (4/7).
Menanggapi postingan tersebut, akun lain @Malvin_juan juga mengeluhkan langkanya kartu Flazz generasi kedua. Seperti diketahui, kartu Flazz generasi pertama hanya bisa cek saldo di NFC BCA Mobile atau MyBCA dan tidak bisa isi ulang atau top-up saldo.
Hanya Flazz generasi kedua atau berlambang sinyal wifi diatas tulisan Flazz yang bisa isi ulang atau top-up saldo di HP yang memiliki NFC di BCA Mobile atau MyBCA.
"Kemarin aku juga ke BCA, berencana mau beli Flazz gen 2 sebanyak 10 pcs. Tapi, apa daya CS mengatakan kartu Flazz belum stock lagi hingga saat ini," tulis @Malvin_juan.
Kondisi tersebut nyatanya membuat penjualan kartu Flazz di e-commerce melambung hingga di bandrol harga Rp70 ribu hingga Rp90 ribu dengan saldo Rp0,- dan desain khusus. Padahal, beberapa bulan lalu kartu Flazz dijual di mininarket dengan harga Rp50 ribu dan sudah ada isi saldo Rp20 ribu.
Kelangkaan chip jadi penyebab Flazz langka
Menanggapi hal tersebut, Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengungkapkan pemicu langkanya kartu Flazz dikarenakan langkanya komponen chip dalan kartu.
"Kelangkaan chip menjadi salah satu kendala yang memengaruhi rantai pasok di berbagai sektor industri, termasuk juga perbankan," kata Hera kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Selasa (4/7).
Meski demikian, BCA berkomitmen untuk menjaga ketersediaan kartu untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah. Selain itu, BCA juga akan terus memperkuat ekosistem finansial, penyempurnaan, dan modernisasi dari infrastruktur teknologi yang dimiliki dalam mendukung keandalan layanan digital termasuk untuk top-up Flazz melalui ponsel.
Hanya tumbuh 5%, distribusi Flazz capai 24,6 juta
Meski demikian, Hera mengklaim perkembangan bisnis Flazz BCA masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. "Dalam lima bulan pertama tahun 2023, tercatat frekuensi transaksi Flazz BCA mencapai lebih dari 350 juta transaksi. Sementara itu, nominal transaksinya telah mencapai lebih dari Rp5,5 triliun, meningkat 24 persen YoY," kata Hera.
Sementara itu, hingga Mei 2023, sebanyak lebih dari 24,6 juta kartu Flazz tersebar dan digunakan oleh masyarakat luas. Jumlah ini masih meningkat 5 persen secara year on year (YoY).