Jakarta, FORTUNE - Lea Setianti Kusumawijaya mengajukan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Direktur Keuangan Bank Permata.
Hal tersebut diungkapkan Corporate Secretary Bank Permata, Catharine Grace, melalui surat yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia pada keterbukaan informasi (15/2). Meski demikian, alasan pengunduran diri Lea tidak dijelaskan dalam informasi yang dapat diakses oleh khalayak luas itu.
Grace mengatakan PT Bank Permata Tbk telah menerima surat pengunduran diri yang bertanggal 14 Februari 2023 itu.
Dengan demikian, bank itu akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk menindaklanjuti surat pengunduran diri Lea demi dapat memenuhi ketentuan pasal 8 ayat 3 POJK 33/2014.
Ini jejak karier Lea Setianti
Dilansir dari laman resmi Bank Permata, Lea telah malang melintang dalam industri keuangan dengan menduduki sejumlah pos penting pada beberapa perusahaan.
Wanita berusia 44 tersebut sempat menjadi Head of Corporate Planning Bank Lippo pada 2006–2008. Setelah itu, Lea ditunjuk sebagai Head of Origination & Client Coverage Business Finance of Standard Chartered Bank Indonesia pada 2008–2009.
Lea juga sempat mencicipi jabatan Financial Controller of Standard Chartered Bank Indonesia pada 2009–2013. Dia lantas pindah ke Standard Chartered Bank di Philippines sebagai Chief Financial Officer pada 2013–2014. Setelahnya, Lea menjadi Direktur Keuangan Bank Permata mulai 29 Maret 2017 yang pengesahannya dilakukan melalui RUPST.
Ini kinerja keuangan Bank Permata
Bank Permata masih membukukan kinerja positif pada kuartal III-2022 dengan mengamankan laba bersih setelah pajak senilai Rp2,2 triliun atau tumbuh 170 persen secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan laba bersih tersebut disumbang oleh pendapatan operasional yang mencapai Rp8,5 triliun atau tumbuh 14,4 persen (yoy). Pertumbuhan laba itu juga didukung oleh kenaikan Pendapatan Bunga Bersih mencapai 12,1 persen (yoy).
Di sisi lain, penyaluran kredit Bank Permata tumbuh 9,2 persen (yoy) menjadi Rp135,7 triliun pada kuartal III-2022. Penyaluran kredit terutama didorong oleh pertumbuhan kredit Korporasi dan KPR masing-masing mencapai 9,2 persen dan 19,1 persen.