Jakarta, FORTUNE - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) sukses melaksanakan penerbitan saham baru atau rights issue dan meraih dana segar Rp2,5 triliun.
Tercatat, jumlah Saham yang ditawarkan dalam Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) V ini sebanyak 1.927.162.193 lembar saham dengan nilai pelaksanaan Rp1.300 untuk setiap saham.
Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk Tjandra Gunawan mengatakan, rights issue ini berhasil menarik para investor baru, sedangkan investor lama tetap berpartisipasi penuh dalam aksi korporasi. Tercatat, hingga pertengahan Desember mencapai 12,7 juta nasabah.
Alami oversubscribed hingga Rp882,5 miliar
Aksi korporasi tersebut juga tercatat telah mengalami kelebihan permintaan hingga Rp882,5 miliar. Selama Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD pada tanggal 2 – 8 Desember 2021, juga periode pemesanan saham Tambahan sampai dengan tanggal 10 Desember 2021, dicatat bahwa pelaksanaan HMETD terserap secara penuh dan terjadi kelebihan pemesanan tambahan mencapai 679 juta saham.
Tjandra mengatakan, rights issue Perseroan mengalami oversubscribed akibat semakin tumbuhnya kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce dalam 10 bulan terakhir. Utamanya setelah Perseroan berhasil bertransformasi menjadi bank digital.
“Tahun 2021 ini, Bank Neo Commerce mengalami dua kali oversubscribed pada HMETD IV dan HMETD V. Tingginya minat masyarakat untuk memiliki saham Bank Neo Commerce merupakan bentuk tumbuhnya kepercayaan dari berbagai tahapan transformasi menjadi bank digital," kata Tjandra, melalui keterangan resminya di Jakarta (22/12).
BNC sukses penuhi syarat modal inti Rp3 triliun di 2021
Tjandra juga menyatakan, dengan raihan tersebut membuat Bank Neo Commerce mampu untuk memenuhi ketentuan modal inti dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni Rp3 triliun di akhir 2021.
Adapun, dana yang diperoleh dari hasil PUT V, seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja pengembangan usaha perseroan berupa investasi teknologi informasi, penyaluran kredit, kegiatan operasional perbankan lainnya serta penguatan permodalan Perseroan.
"Raihan ini penting karena berarti Bank Neo Commerce telah berhasil meraih modal inti melebihi dari ketentuan yang dipersyaratkan oleh OJK,” ujar Tjandra.
Sebagai informasi saja, berdasarkan laporan keuangan nya hingga akhir September 2021, modal inti Bank Neo Commerce masih Rp 1,03 triliun. Namun nilai tersebut akan naik setelah suksesnya right issue.
Akulaku masih pegang 24,98% saham BNC
Sebagai informasi, pada akhir periode pelaksanaannya pemegang saham perseroan sampai dengan 14 Desember 2021 antara lain PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan sebesar 24,98 persen, PT Gozco Capital 15,64 persen, Rockcore Financial Technology Co. Ltd 6,12 persen, Yellow Brick Enterprise Ltd. 5,17 persen, dan sisanya pemegang saham publik 48,08 persen.
Kita ketahui bersama, Bank Neo Commerce yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Yudha Bhakti, merupakan bank nasional yang telah berkiprah selama 30 tahun di dunia perbankan di Indonesia. Sejak tahun 2019, Akulaku mulai menjadi pemegang saham Bank Neo Commerce (BBYB), dan di tahun 2020, Bank Neo Commerce bertransformasi menjadi bank digital, dimulai dengan pergantian nama bank dan juga dikukuhkannya Bank Neo Commerce menjadi Bank Buku II oleh OJK.