Jakarta, FORTUNE - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bukopin) menyetujui sejumlah keputusan dengan fokus utama transformasi bank. Fase transformasi Bank KB Bukopin yang diagendakan terus berlanjut mengikuti dinamika perkembangan bisnis yang ada.
Tercatat, agenda transformasi terbagi menjadi tiga tahap sesuai dengan proyeksi waktu. Fase pertama yaitu membangun kembali dasar bisnis melalui pertumbuhan aset yang berkualitas. Fase kedua, KB Bukopin diharapkan berada pada tahap yang lebih stabil untuk fokus pada segmen bisnis utama yaitu (ritel dan UMKM). Serta fase ketiga ialah KB Bukopin diharapkan sudah berada dalam tahap yang siap sepenuhnya menjadi bank terkemuka dan dicintai di Indonesia.
“Perseroan tetap optimis untuk terus tumbuh melalui berbagai langkah stategis dan fase transformasi Bank yang diagendakan terus berlanjut mengikuti dinamika perkembangan bisnis yang ada, sehingga kedepannya kami dapat memperbaiki kinerja, baik dari sisi manajemen, struktur keuangan, maupun strategi bisnis,” kata Direktur Utama KB Bukopin, Woo Yeul Lee melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (3/7).
NPL KB Bukopin ditekan jadi 6,56% pada 2022
RUPST juga menyetujui empat agenda lain seperti persetujuan atas laporan keuangan tahunan perseroan untuk tahun buku 2022, penunjukan kantor akuntan publik untuk pemeriksaan laporan keuangan perseroan tahun buku 2023, persetujuan penetapan honorarium, gaji dan/atau tunjangan bagi dewan komisaris dan direksi Perseroan, serta laporan realisasi penggunaan dana Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi dan Penawaran Umum Terbatas VI Tahun 2021.
Selama tahun 2022, Bank KB Bukopin mencatatkan beberapa perbaikan signifikan diantaranya kualitas aset yang berhasil diturunkan melalui rasio NPL gross bank menjadi sebesar 6,56 persen pada akhir 2022. Posisi tersebut lebih baik dibandingkan posisi 10,66 persen pada akhir tahun 2021.
Perbaikan kualitas kredit tersebut berhasil diraih melalui berbagai bauran strategi baik organik maupun non-organik, berupa penagihan yang intensif, cessie, penjualan agunan, write-off serta dengan menjual kredit bermasalah melalui skema ABS dan SUKUK.
Dari sisi Efisiensi Biaya, selama tahun 2022, Bank KB Bukopin telah melakukan efisiensi seperti biaya umum dan administrasi berhasil ditekan turun menjadi sebesar Rp1,57 triliun dari Rp1,86 triliun di akhir tahun 2021. Langkah tersebut sebagai bentuk komitmen bank untuk mengoptimalkan biaya yang keluar dari proses bisnis bank.