Sebelum Bangun Usaha, Pahami Risiko Kegagalannya

Strategi pemasaran buruk bisa jadi penyebab usaha gagal.

Sebelum Bangun Usaha, Pahami Risiko Kegagalannya
ilustrasi tahap perencanaan usaha (unsplash.com/firmbee)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setiap orang ingin selalu sukses saat mendirikan usaha. Namun, tanpa tak sedikit pula pelaku usaha menemui kegagalan. Bahkan, banyak ditemui pengusaha yang berkali-kali 'jatuh bangun' mendirikan usaha. 

Sebagian ada yang putus asa, dan enggan melanjutkan usahanya tersebut. Namun, bagi sebagian lain, kegagalan dalam berusaha tersebut justru mendorong untuk giat belajar mengelola usahanya dengan baik.

Nah, sebelum mendirikan usaha, lebih baik calon pengusaha mengetahui sejumlah penyebab bisnis Anda menemui kegagalan. 


 

Buka usaha bukan didorong kemauan sendiri

ilustrasi tahap perencanaan usaha (unsplash.com/Kaleidico)

Dalam berwirausaha diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang. Karena, jika Anda hanya sekadar ingin ikut-ikutan apalagi tidak didorong oleh kemauan sendiri akan berakibat fatal. Setidaknya, Anda harus memahami bahwa setiap aspek dalam kegiatan usaha dapat berdampak pada jalannya usaha. 

Karena itu, bila Anda memiliki keinginan untuk mendirikan usaha, maka harus berkomitmen untuk mencurahkan seluruh tenaga, usaha, waktu, dan biaya agar bisnis berjalan lancar. Sebab, sikap yang ragu-ragu hanya akan mengakibatkan usaha yang dijalankan menjadi labil dan terkesan tidak serius.

Kurang berinovasi, tidak beradaptasi

ilustrasi food truck (unsplash.com/Arturo Rey)

Perlu diingat, jangan pernah mendirikan sebuah usaha berdasarkan ikut-ikutan hal viral semata. Memang, hal yang viral di media sosial dapat dengan mudah meningkatkan profit perusahaan karena diserbu oleh banyak konsumen. Akan tetapi, hal yang sedang viral memiliki masa waktu tertentu. Ketika suatu hal yang sedang viral mulai menurun, maka usaha yang didirikan juga mengalami penurunan penjualan dan akhirnya bisa berujung bangkrut.

Meski demikian, kita harus bisa untuk selalu berinovasi dalam bisnis. Saat ini, masih banyak perusahaan menjual produk dalam desain dan fungsi yang sama selama bertahun-tahun. Ketika produk tersebut pertama kali dirilis memang berhasil menarik minat masyarakat. Namun, masyarakat tentu akan bosan jika perusahaan tidak melakukan inovasi pada produknya tersebut. 

Saat mendirikan usaha, kita juga harus siap dengan menghadapi perkembangan zaman yang semakin cepat. Misalnya, jika dahulu fokus menjual produk secara offline dengan membuka ruko di dalam Mall, kini Anda juga perlu berjualan secara online dengan membuka toko di berbagai e-commerce. Bila Anda bertahan dengan cara lama dan tidak mau beradaptasi dengan hal baru, maka siap-siap bisnis bisa gulung tikar.

Strategi pemasaran buruk dan kurang paham keuangan

ilustrasi kerajinan usaha bahan limbah (unsplash.com/Annie Spratt)

Perusahaan tak hanya sekadar membuat produk dengan kualitas terbaik, namun juga harus memikirkan strategi pemasaran yang tepat. Sebab, jika perusahaan tak mampu memasarkan produknya kepada konsumen secara tepat akan sia-sia saja. Meskipun, perusahaan Anda memiliki kualitas lebih baik dibanding produk pesaing.

Selain itu, saat ini banyak pengusaha sering mengalami kesulitan ketika menentukan aliran kas masuk dan keluar setiap periode. Tak hanya itu, pengusaha juga kesulitan dalam mencatat rincian penerimaan dan penggunaan dana. Hal ini tentu sangat berisiko karena menyebabkan nominal kas di tangan dengan jumlah kas yang tercatat pada pembukuan tidak sesuai. Maka dari itu, sebelum mendirikan usaha sebaiknya pelajari lebih dahulu aspek keuangan.

Related Topics

UsahaBangun Usaha

Magazine

SEE MORE>
The Art of M&A
Edisi November 2024
Businessperson of the Year 2024
Edisi Oktober 2024
Turning Headwinds Into Tailwinds
Edisi September 2024
Indonesia's Biggest Companies
Edisi Agustus 2024
Human-AI Collaboration
Edisi Juli 2024
The Local Champions
Edisi Juni 2024
The Big Bet
Edisi Mei 2024
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024

Most Popular

Harga Saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) Hari Ini, 21 November 2024
Siapa Pemilik Grab? Perusahaan Jasa Transportasi Terbesar
Terima Tawaran US$100 Juta Apple, Kemenperin Tetap Tagih Rp300 Miliar
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 21 November 2024
Tolak Wacana PPN 12 Persen, Indef Usulkan Alternatif yang Lebih Adil
Harga Saham GoTo Group (GOTO) Hari Ini, 22 November 2024