Jakarta, FORTUNE - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) turut memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan B20 Summit. Salah satu wujudnya adalah melalui partisipasi Direktur BCA Haryanto T Budiman sebagai Chair of Integrity and Compliance Task Force.
Seperti pada beberapa kegiatan B20 sebelumnya, satuan tugas ini membahas rekomendasi kebijakan terkait beberapa isu strategis seperti anti-corruption, anti-bribery, dan anti-money laundering.
Haryanto menjelaskan, pembahasan pada Integrity and Compliance Task Force kali ini turut mempertimbangkan perkembangan terkini secara global termasuk pentingnya aspek keberlanjutan. Oleh sebab itu, BCA turut menyelaraskan strategi bisnis dengan program B20.
"Yang tidak kalah penting adalah faktor investor demand, di mana saat ini investor global tidak hanya menilai laporan dan kinerja keuangan saja untuk memutuskan berinvestasi, tapi juga melihat bagaimana aspek sustainability dari suatu perusahaan,” ucap Haryanto melalui keterangan resmi yang dikutip di Jakarta, Selasa (15/11).
Ini rekomendasi integrity and compliance task force B20
Haryanto mengungkapkan, Integrity and Compliance Task Force telah menghasilkan sejumlah rekomendasi. Antara lain mendorong satu common reporting standard untuk aspek Environmental, Social, and Governance (ESG), collective action untuk mengurangi risiko-risiko integrity yang juga mencakup interaksi business-to-business (B2B) maupun business-to-government (B2G).
Selaim itu, task force program B20 tersebut juga merekomendasikan anti-money laundering dan anti-terrorism financing di era new normal termasuk kewaspadaan terhadap penggunaan cryptocurrency untuk tindakan criminal. Serta pertahanan terhadap cybercrime yang mencakup isu-isu pishing.
Haryanto juga menegaskan, isu-isu sentral dalam G20 dan B20 terkait digitalisasi, ekonomi yang inklusif, inovatif, kolaboratif, dan berkelanjutan merupakan isu-isu yang sangat relevan dan telah terintegrasi dalam strategi bisnis BCA.
Porsi kedit sektor berkelanjutan BCA capai 25%
Hingga September 2022, tercatat penyaluran kredit BCA ke sektor-sektor berkelanjutan mampu tumbuh 18,6 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp172,7 triliun.
“Komitmen untuk menyeimbangkan profit, people, dan planet akan terus kami realisasikan dalam langkah-langkah strategis perseroan ke depan,” kata Haryanto.
Nilai ini berkontribusi hingga 25,1 persen terhadap total portofolio pembiayaan BCA, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam dan lahan yang berkelanjutan, transportasi ramah lingkungan, energi terbarukan, produk eco-efficient, pengelolaan air dan air limbah, hingga efisiensi energi.