Jakarta, FORTUNE - Bank Indonesia (BI) terus meningkatkan transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal atau Local Currency Settlement (LCS). Hingga saat ini, kerja sama LCS Indonesia telah terjalin dengan 4 negara mitra dagang yaitu Thailand, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok.
Berdasarkan data BI, total transaksi LCS hingga akhir 2021 mencapai US$2,53 miliar setara Rp36,1 triliun. Raihan itu mengalami peningkatan dari posisi US$797 juta setara Rp11,4 triliun pada 2020.
"Kami melihat lebih dan lebih lagi penggunaan transaksi LCS di tahun lalu, baik itu di transaksi perdagangan maupun investasi,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam High Level Discussion, “Strategic Policy Framework to Enchance The Usage of Local Currency Settlement in Trade and Investment in Asia”, Rabu (16/2).
Transaksi LCS ke China jadi yang terbesar
Perry Warjiyo mengungkapkan, transaksi LCS tersebut paling besar disumbang oleh transaksi ke Cina yang mencapai US$128 juta setara Rp1,83 triliun pada tahun lalu.
Sedangkan negara penyumbang transakai terbesar kedua disumbang oleh Jepang dengan nilai setara US$95 juta setara Rp1,36 triliun.
Transaksi LCS BCA tumbuh 40%
Dari sisi perbankan, penyelesaian transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal tersebut masih rumbuh kuat. Hal tersebut terjadi di PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) yang mencatatkan pertumbuhan LCS sebesar 40 persen.
"Transaksi LCS di BCA meningkat di atas 40 persen baik secara nilai transaksi maupun jumlah transaksi,” kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam kesempatan tersebut.
Jahja menyebut, penggunaan LCS dalam skala besar ke depan akan membuat transaksi pelaku pasar semakin efisien dan kompetitif.
Transaksi LCS Bank Mandiri tumbuh 30%
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Darmawan Junaidi juga mengungkapkan pertumbuhan transaksi LCS miliknya mampu tumbuh 30 persen.
"Sementara itu, untuk volume transaksi mata uang dari appointed cross currency dealer (ACCD) di 2021 juga tumbuh sekitar 171 persen dibandingkan 2020. Jadi ini harus kita dukung terus,” ujar Darmawan dalam sesi yang sama.
Dirinya menambahkan, untuk volume konversi valas mata uang 4 negara yang telah berkerja sama LCS, mencapai US$495,6 juta setara Rp7,09 triliun naik tajam jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar US$182,99 juta setara Rp2,62 triliun.
Darmawan menilai, penggunaan LCS dalam perdagangan internasional akan mendorong iklim bisnis ke arah yang lebih baik.