Jakarta, FORTUNE - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga. Hal tersebut terindikasi dari intermediasi lembaga jasa keuangan yang semakin membaik untuk perbakan dan fintech peer to peer (P2P) lending.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar memandang, kondisi tersebut berkontribusi terhadap berlanjutnya pemulihan ekonomi nasional di tengah pelemahan ekonomi dan inflasi global yang tinggi.
"Indikator perekonomian terkini juga mengkonfirmasi berlanjutnya kinerja positif perekonomian Indonesia," kata Mahendra melalui konferensi video di Jakarta, Senin (3/10).
Kredit modal kerja topang pertumbuhan kredit perbankan
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae menjelaskan, penyaluran kredit perbankan pada Agustus 2022 tumbuh stabil 10,62 persen secara year on year (yoy). Adapun, secara nominal kredit perbankan telah mencapai Rp6.179,5 triliun.
"Utamanya ditopang oleh kredit jenis modal kerja yang tumbuh sebesar 12,19 persen (yoy)," kata Dian.
Sementara itu, laju pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Agustus 2022 tercatat sebesar 7,77 persen (yoy) menjadi Rp7.608 triliun. OJK tak pungkiri bahwa laju pertumbuhan melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 8,59 persen yoy. "Utamanya didorong perlambatan giro," kata Dian.
Di tengah tren turunnya likuiditas sebagai dampak pengetatan kebijakan moneter baik melalui kenaikan GWM maupun kenaikan suku bunga, likuiditas industri perbankan pada Agustus 2022 terpantau dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga.
Hal tersebut tercermin dari Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing sebesar 118,01 persen dan 26,52 persen.
Dengan pencapaian tersebut, profil risiko perbankan di Agustus 2022 masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,79 persen. Sedangkan untuk NPL gross mencapai 2,88 persen.
Pembiayaan fintech capai Rp47,23 triliun
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan OJK Ogi Prastomiyono juga menambahkan, kinerja fintech P2P lending terus tumbuh.
Fintech P2P lending pada Agustus 2022 terus mencatatkan pertumbuhan dengan outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 80,97 persen yoy menjadi Rp47,23 triliun.
Tak hanya itu, Tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari sejak jatuh tempo (TKB90) sebesar 97,11 persen. Sehingga persentase pendanaan macet dari fintech P2P sebesar 2,89 persen. "Masih dalam batas yang terkendali di tengah kondisi global yang penuh tantangan," kata Ogi.