Jakarta, FORTUNE - Standard Chartered Bank (Stanchart) memandang, kemenangan telak Prabowo Subianto dalam kontestasi Pilpres tidak serta merta langsung meningkatkan investasi dalam negeri dalam waktu dekat. Sebab, para investor masih akan menunggu sejumlah agenda lanjutan seperti pembentukan kabinet. Meski demikian, tak dipungkiri selesainya Pemilu telah menghilangkan ketidakpastian politik dalam negeri.
“Transisi pemerintahan, termasuk pembentukan kabinet, mungkin belum selesai hingga akhir tahun 2024; sementara pemilihan pemerintah daerah akan diadakan pada bulan November,” kata Senior Economist, Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (29/4).
Stanchart turunkan perkiraan PDB RI jadi 5,1% di 2024
Di sisi lain, Standard Chartered juga menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2024 menjadi 5,1 persen dari sebelumnya 5,2 persen.
Aldian menyebut, inflasi pangan yang tinggi akan membayangi pertumbuhan ekonomi. Sebab, inflasi dapat mengurangi belanja konsumen, terutama di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah.
“Meskipun demikian, pihaknya optimis perekonomian Indonesia masih berada dalam siklus ekspansi, sebagaimana tercermin dalam pertumbuhan kredit yang kuat,” katanya.
Sementara itu, pihaknya juga memperkirakan pertumbuhan PDB global tahun ini sebesar 3,1 persen atau tidak berubah dari tahun 2023. Standard Chartered juga memperkirakan pertumbuhan sebesar 3,2 persen pada tahun 2025, yang merupakan peningkatan dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,1 persen.
Menurut laporan Global Focus Economic Outlook Q2-2024 yang dikeluarkan Standard Chartered belum lama ini, yang mencakup prospek 58 negara di dunia, Asia akan tetap menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan perekonomian global.
Sementara itu, Afrika dan Kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan dan Pakistan (MENAP) diperkirakan akan tumbuh lebih cepat pada tahun 2024 dibandingkan pada tahun 2023. Namun demikian, pemilihan umum di sejumlah negara pada tahun ini mungkin akan mempengaruhi aktivitas investasi untuk sementara waktu. Sedangkan, keputusan mengenai waktu dan kecepatan penurunan suku bunga akan tetap menjadi tantangan mengingat masih adanya kekhawatiran terhadap inflasi.