Jakarta, FORTUNE - Bank Indoneaia (BI) mencatat penambahan permintaan pembiayaan oleh rumah tangga pada Juni 2022 terpantau meningkat.
Hal tersebut terindikasi dari pangsa responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang/kredit pada Juni 2022 sebesar 8,9 persen dari total responden. Posisi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 8,3 persen pada bulan sebelumnya.
"Sementara itu, responden yang menyatakan tidak melakukan penambahan kredit/utang pada Juni 2022 sebesar 91,1 persen atau lebih rendah dibandingkan 91,7 persen pada bulan sebelumnya," jelas Kepala Departemen Komunikasi sekaligus Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (18/7).
Bank umum masih jadi sumber pembiayaan
Sumber utama pemenuhan pembiayaan rumah tangga pada Juni 2022 berasal dari pinjaman bank umum dengan pangsa sebesar 37,9 persen atau meningkat dibandingkan 36,1 persenpada bulan sebelumnya.
Alternatif sumber pembiayaan lainnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan rumah tangga antara lain, koperasi sebesar 18,5 persen, leasing sebesar 16,3 persen, dan fintech dengan pangsa pasar 7,4 persen.
Kredit multi guna jadi pangsa pasar terbesar di rumah tangga sebesar 42,7%
Berdasarkan jenis penggunaan, mayoritas pembiayaan yang diajukan oleh responden rumah tangga pada Juni 2022 adalah Kredit Multi Guna (KMG) dengan pangsa sebesar 42,7 persen dari total pengajuan pembiayaan baru.
Jenis pembiayaan lainnya yang diajukan oleh responden adalah Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan pangsa 23,4 persen, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dengan pangsa 11,6 persen, kredit peralatan rumah tangga dengan pangsa 9,2 persen dan kartu kredit memiliki pangsa 5,2 persen.
Pembiayaan korporasi juga tetap meningkat
Sementara itu, permintaan pembiayaan baru korporasi pada Juni 2022 terindikasi juga tumbuh meningkat. Hal ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 16,4 persen atau lebih tinggi dari SBT Mei 2022 sebesar 12,1 persen.
Selain itu, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada Juni 2022 juga terindikasi tumbuh meningkat, tercermin dari SBT penyaluran kredit baru sebesar 86,7 persen lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar SBT 43,0 persen.
"Faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru tersebut yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, serta prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan," jelas Erwin.
Sementara itu, untuk keseluruhan periode kuartal II 2022, penawaran penyaluran kredit baru diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya.